Suara Swing Voters Bisa Berubah di Detik Akhir
jpnn.com, SOLO - Swing voters masih menjadi kunci mendongkrak suara paslon presiden-wakil presiden maupun caleg. Karena jumlah mereka sangat banyak. Ditambah partisipasi pemilih pada pemilu kali ini diprediksi akan meningkat.
Pakar Politik Universitas Sebelas Maret (UNS) Sunny Ummul Firdaus mengatakan, untuk pemilih militan mereka sudah tidak terpengaruh apapun informasi terhadap paslon.
Sebab, mereka sudah memiliki kemantapan terhadap calon yang mereka dukung. Bahkan mereka bisa menjadi motor penggerak untuk menggaet suara masyarakat agar mendukung paslon mereka.
Namun, ada pemilih yang dinamakan swing voters. Mereka ini rasa keingintahuan terhadap masing-masing paslon sangat tinggi. Mereka ingin tahu lebih dalam tentang profil dan visi misi capres dan cawapres yang akan berlaga.
Karena itu, informasi tentang paslon sangat menentukan ke mana suara mengambang ini akan berlabuh pada pemilu 27 April mendatang. “Mereka juga datang di dua kampanye paslon. Masyarakat sudah paham tentang pendidikan politik. Mereka ingin tahu seperti apa profil dan gagasan masing-masing paslon. Meskipun informasi tentang keduanya sudah banyak beredar di media sosial,” kata Sunny.
Keberadaan swing voter ini menjadi catatan penting bagi kedua paslon. Meski secara massa yang hadir dalam sejumlah kampanye tampak sama-sama kuat, namun bagi swing voters masih bisa berubah di detik-detik akhir jelang coblosan.
“Swing voter bisa jadi mengkhawatirkan. Karena mereka belum menentukan pilihan seperti pendukung militan lainnya. Mereka akan menentukan pilihan saat hari H di dalam bilik suara. Makanya, semua kampanye mereka ikuti,” sambungnya.
Sunny menambahkan swing voter ini sebenarnya sudah ada ketertarikan terhadap masing-masing paslon dengan mengikuti kampanye yang digelar. Dengan ketertarikan tersebut, swing voter sudah hampir menetapkan pilihannya.