Sudah 261 TKA China Masuk Sultra, Apa Kabar Virus Corona?
jpnn.com, KENDARI - Meski mendapat penolakan dari sejumlah kelompok masyarakat, namun 261 Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China, kini berangsur masuk di kawasan pertambangan Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Ketua Tamalaki Sultra, Alfian Anas mengungkapkan, sebanyak 105 TKA gelombang kedua, kini sudah menjalani karantina di kawasan pertambangan PT Virtun Dragon Nikel Industry (VDNI) Morosi kabupaten Konawe.
Sebelumnya, 156 TKA asal Tirai Bambu itu, juga telah tiba dalam gelombang pertama, sehingga jumlah sementara yang masuk sebanyak 261 orang dari total 500 orang yang direncanakan tiba di Sultra dalam bulan ini.
"Kami dari kelompok masyarakat adat Tamalaki Sulawesi Tenggara, tetap konsekuen menolak kedatangan TKA China Karena pemerintah belum tepat mengeluarkan kebijakan mendatangkan TKA dalam kondisi pendemi COVID-19 saat ini," ungkap Alfian Annas dalam rilis yang diterima di Kendari, Kamis.
Menurut Alfian, masyarakat Sultra, tidak antiterhadap investor untuk kemajuan daerah, namun dalam kondisi saat ini, seharusnya ditunda dulu demi kenyamanan masyarakat.
"Kami saja rakyat Sulawesi Tenggara, khususnya masyarakat Tolaki, Molulo saja hari ini masih dilarang. Masa iya mau didatangkan yang notabene adalah asal muasal virus COVID-19," keluh Alfian.
Ketua DPRD Sultra Abdurrahman Saleh, mengapresiasi aksi penolakan kedatangan tenaga kerja asing tersebut, sebagai bentuk keprihatinan masyarakat terhadap hadirnya investasi yang tidak memperhatikan kesejahteraan masyarakat lokal.
"Makanya, waktu itu kami mengirim surat ke Presiden, isinya adalah deregulasi terhadap tambang. Nah, kalau 500 tenaga ahli, maka dalam aturannya, satu tenaga ahli harus didampingi 10 tenaga kerja lokal. Jadi bisa mengurangi pengangguran," ujar Abdurrahman Saleh.