Sudah 70 Persen Lahan di Kalbar Kritis !
Kamis, 05 November 2009 – 10:22 WIB
Bagi masyarakat, sungai bukan hanya sebuah kebutuhan tetapi sudah menjadi cirri dan budaya. Selain sebagai bahan baku untuk minum, air sungai juga digunakan untuk berbagai aktivitas lain mulai dari aktivitas rumah tangga sampai pada kegiatan industri, transportasi dan rekreasi.
Guna menjaga kelestarian air sungai, menurutnya perlu dilakukan upaya-upaya konservasi daerah aliran sungai sebagai salah satu kawasan yang berfungsi sebagai daerah resapan air. “Kondisi DAS yang rusak akan berpengaruh negatif terhadap debit dan volumen air sungai,” ujar dia. Terkontaminasinya air sungai oleh air laut pada musim kemarau juga dipandang sebagai salah satu indikasi terganggunya fungsi DAS sebagai penampung air.
Wuyi Bardini, kepala Bidang Pengendalian BLH Kalbar menambahkan, luas lahan kritis yang hampir 10 juta hektar itu sebagian besar berada di dalam kawasan hutan.Sementara itu, kebakaran hutan dan lahan, penebangan liar dan alihfungsi lahan menjadi lahan pertanian, perkebunan, pertambangan masih terus berlangsung. Fakta tersebut menunjukkan bahwa luas daerah resapan air semakin berkurang. “Padahal, air adalah suatu kebutuhan yang sangat vital. Jika daerah resapan air kian berkurang, yang terjadi adalah bencana,” katanya.