Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Sudah Puluhan Tahun, Persoalan Asap Tak Tuntas-tuntas

Rabu, 09 September 2015 – 15:13 WIB
Sudah Puluhan Tahun, Persoalan Asap Tak Tuntas-tuntas - JPNN.COM
Sekretaris Fraksi Partai Nasdem di DPR RI, Syarif Abdullah Alkadrie. FOTO: DOK.Indo Pos

jpnn.com - JAKARTA - Persoalan kabut asap akibat pembakaran lahan dan huta memang tak ada habis-habisnya. Hampir setiap tahun, wilayah Sumatera dan Kalimantan termasuk di Kalimantan Barat (Kalbar) ini kerap dilanda kabut asap. Bahkan, akibat kabut asap itu sejumlah penerbangan dari dan ke Pontianak via Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten – Bandara Supadio, Kubu Raya, Kalbar terganggu.

Sekretaris Fraksi Partai Nasdem di DPR RI, Syarif Abdullah Alkadrie, mengatakan, pembakaran hutan dan lahan yang menyebabkan asap ini sudah terjadi bertahun-tahun. Namun, kata dia, tidak ada progress dalam penanganan asap tersebut.

Tak pelak, masalah yang sama terus berulang setiap tahun. Masyarakat maupun sektor-sektor kehidupan yang lain mengalami kerugian.

“Masalah ini (asap, red) di Kalimantan dan Sumatera sudah puluhan tahun terjadi, problemnya sama tapi tidak ada progress dalam upaya penanganannya,” kata Syarif Abdullah menjawab JPNN.com, Rabu (9/9).

Salah satu dampak yang terasa adalah tertundanya penerbangan ke Pontianak. Syarif sedianya berangkat ke Kota Pontianak dari Bandara Soetta (Soekarno-Hatta) pukul 8.00 WIB pagi ini.

Namun, hingga siang ini pesawat tak kunjung berangkat alias delay karena kabut asap yang mengganggu penerbangan.

“Ya, sekarang ini saya masih di Bandara Soetta. Harusnya berangkat ke Pontianak menggunakan pesawat yang dijadwalkan terbang pukul 8.00 tadi,” kata anggota Komisi V DPR ini.

Dia menegaskan, harusnya pemerintah sudah menyiapkan antisipasi sebelum peristiwa pembakaran yang menimbulkan terjadinya asap tersebut.

JAKARTA - Persoalan kabut asap akibat pembakaran lahan dan huta memang tak ada habis-habisnya. Hampir setiap tahun, wilayah Sumatera dan Kalimantan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News