Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Sudirman Said Sebut Jokowi Lebih Parah dari Soeharto

Selasa, 02 April 2024 – 21:59 WIB
Sudirman Said Sebut Jokowi Lebih Parah dari Soeharto - JPNN.COM
Sudirman Said. Foto: Ricardo/JPNN.com

Lebih lanjut, ia kemudian mengutip pernyataan Profesor Filsafat Franz Magnis-Suseno atau yang lebih dikenal sebagai Romo Magnis yang dihadirkan kubu paslon 03 Ganjar-Mahfud di sidang sengketa Pilpres 2024.

Pernyataan itu mengenai betapa bahayanya jika pemimpin tak memiliki wawasan soal perannya dan etik. Menurutnya, hal itu yang terjadi saat ini.

"Bahwa berbahaya sekali punya pemimpin itu yang tidak memahami tidak memiliki wawasan tentang perannya dan juga tidak memiliki wawasan etik karena dia bisa melakukan apa saja. Dan itu yang terjadi sekarang," kata dia.

Di sisi lain, dia mengungkap masalah yang terjadi dalam Pemilu 2024 ini yakni adanya peserta nomor empat yang turut serta dalam kompetisi.

"Jadi, saya mengatakan bahwa problem pemilu sekarang adalah karena ada perserta nomor 4 di pilpres. Nomor satu namanya Anies-Muhaimin, nomor 2 Prabowo-Gibran, nomor 3 Ganjar-Mahfud yang keempat adalah Pak Jokowi," tuturnya. 

"Yang seharusnya secara etik secara legal secara moral secara konstitusional sudah selesai tetapi ternyata dia bermain sangat di tengah menjadi faktor atau unsur-unsur yang betul-betul terstruktur luar biasa," imbuhnya.

Atas dasar itu, ia pun mengajak semua pihak kembali kepada aspek moralitas. Ia mengatakan dari semua kejadian dalam sejarah Indonesia membawa kepada kenormalan.

"Seluruh perubahan besar pemerintahan Pak Jokowi adalah sejarah dari 1908, 1928, 1945, 1965 sampai dengan reformasi 1998 seluruh kejadian desakannya adalah desakan karena kita ingin kembali kepada kenormalan kita ingin kembali kepada moral," pungkasnya. (tan/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Sudirman menceritakan pengalamannya soal kekerasan hingga intimidasi yang dilakukan rezim Orde Baru kala Pemilu 1971.

Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News