Suhardi Alius: Jangan Marginalkan Mantan Teroris
Awalnya, 40 anak didik di pondok pesantren yang dipimpin mantan teroris Khairul Ghazali itu masih takut dengan pendekatan ala BNPT.
Namun, sekarang mereka berani mengibarkan bendera Merah Putih saat peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 2017 lalu.
Begitu juga di Yayasan Lingkar Perdamaian yang dipimpin mantan teroris lainnya, Ali Fauzi di Tenggulun, Lamongan.
Di sana ada 100 anak mantan teroris dan 38 mantan napi teroris. Setelah melalui sentuhan dari BNPT, kini mereka bulat telah kembali ke NKRI.
“Ini tanggung jawab kita sebagai bangsa Indonesia. Masih ada 600 lebih narapidana terorisme. Jangan ribut saja saat ada bom, tapi kita harus peduli dan memikirkan mereka setelah menjalani hukuman. Intinya, jangan marginalkan mantan teroris. Kalau dimarginalkan, mereka pasti kembali ke kelompoknya lagi,” papar Suhardi. (jos/jpnn)