Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Sukamta: Kehilangan Satu Nyawa Anak Bangsa Sangat Mahal Harganya

Rabu, 17 Februari 2021 – 19:13 WIB
Sukamta: Kehilangan Satu Nyawa Anak Bangsa Sangat Mahal Harganya - JPNN.COM
Sukamta. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR Sukamta meminta pemerintah pusat melakukan evaluasi dalam menyelesaikan persoalan di Papua.

Setidaknya, kata dia, pemerintah perlu memastikan bahwa penanganan persoalan di Papua tidak memunculkan korban jiwa.

Hal itu diungkapkan Sukamta menyoroti tragedi gugurnya prajurit TNI Prada Ginanjar Arianda saat kontak tembak dengan Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) di Distrik Sugaja, Kabupaten Intan Jaya, Papua.

Dalam catatan Sukamta, peristiwa tewasnya TNI di Bumi Cendrawasih bukan sekali ini saja terjadi pada tahun ini. Sejak Januari sudah empat anggota TNI dari Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 400/Banteng Raiders dinyatakan gugur.

"Kehilangan satu nyawa anak bangsa itu sangat mahal harganya. Pemerintah semestinya segera melakukan evaluasi dalam penyelesaian masalah di Papua, sehingga tidak ada lagi korban jiwa," kata Sukamta dalam keterangan resmi kepada jpnn.com, Rabu (17/2).

Menurut Sukamta, persoalan di Papua harus diselesaikan secara komprehensif. Yakni terkait ketidakadilan, perasaan terdiskriminasi, dan ketertinggalan.

"Sehebat apa pun pendekatan keamanan, kalau pemerintah tidak bisa hadirkan keadilan dan kesejahteraan sosial bagi masyaraat Papua, pasti akan jadi potensi gejolak," ujar dia.

"Selama ini sumber daya alam Papua disedot perusahan-perusahaan besar, tapi masyarakat kebanyakan masih hidup miskin dan terbelakang, ini jelas ketidakadilan yang nyata. Tugas pemerintah melindungi rakyat, bukan malah lindungi korporat. Ini yang semestinya segera diatasi pemerintah," beber legislator asal Yogyakarta ini.

Anggota Komisi I DPR Sukamta meminta pemerintah pusat melakukan evaluasi dalam menyelesaikan persoalan di Papua.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close