Sulit Ajak Dokter Sosialisaskan Jamu
Sabtu, 04 September 2010 – 07:16 WIB
![Sulit Ajak Dokter Sosialisaskan Jamu Sulit Ajak Dokter Sosialisaskan Jamu - JPNN.COM](https://image.jpnn.com/resize/570x380-80/image_not_found.jpg)
Agus mengaku, lambatnya realisasi penggunaan jamu sebagai obat tradisional itu juga akibat belum adanya standarisasi penyediaan bahan baku. Misalnya untuk penanaman, pemanenan, dan pengelolaan pascapanen dari tanaman obat. "Kami juga belum memiliki metodologi riset obat tradisional," ucapnya.
Pengobatan tradisional jamu baru dilakukan pada 12 RS di Indonesia. Diantaranya RS Persahabatan Jakarta, RS Dharmais Jakarta, RS dr. Soetomo Surabaya, RS Sanglah Bali, dan RS Sardjito Yogyakarta. Dari 110 jenis tanaman obat yang digunakan untuk penelitian, lima diantaranya baru dibuat secara resmi dalam bentu fitofarmaka atau bentuk obat tradisional dari bahan alami yang sudah beredar resmi di masyarakat. "Juga sudah bisa dikonsumsi dalam bentuk obat. Tapi bentuk jamu belum ada yang dijual resmi," tambah Agus.
Kata dia, lebih dari sepuluh macam jamu saat ini sedang dalam proses registrasi di Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). JIka proses tersebut selesai dipastikan jamu-jamu itu sudah bisa dikonsumsi masyarakat luas.