Sumbar Tak Kalah Elok Dibanding Bali
Minggu, 02 November 2008 – 16:19 WIB
Demikian juga halnya dengan proses penyusunan APBD untuk sektor pariwisata di Bali. Pemda tidak jalan sendiri, berbagai pelaku usaha pariwisata, termasuk kaum adat dimintakan saran dan pendapatnya. Dengan proses yang demikian, berapapun anggaran APBD sektor pariwisata itu benar-benar menjadi anggaran publik pariwisata. Hak-hak eksklusif pejabat atas penggunaan anggaran pariwisata harus dibatasi dan dievaluasi secara objektif.
"Kalau tidak, anggaran tersebut biasanya dihabiskan oleh para pejabat daerah untuk melancong ke luar negeri dengan alasan promosi pariwisata. Dalam banyak studi kasus, promosi pariwisata yang dilakukan pejabat tidak efektif karena di tempat tujuan mereka justru jadi turis dan minta dilayani dengan cara menggunakan uang APBD. Yang lebih membahayakan lagi institusi dinas pariwisata digunakan untuk mengurus para gubernur dan keluarganya melancong ke luar negeri," kata Ida Bagus Ngurah Wijaya.
Dia juga menyebut anggaran promosi pariwisata Bali melalui APBD 2008 tidak lebih dari 1/4 anggaran promosi yang disediakan oleh Bali Tourism Board sebesar Rp20 miliar. Dengan komposisi partisipasi yang seperti itu, akhirnya pemerintah daerah Bali sangat responsif dan tidak lagi merasa lebih hebat dari kaum adat dan pengelola pariwisata Bali.