Super! Kerap Ditendang Sapi, Kini jadi Wisudawan Terbaik
”Total saya sudah 6 kali beli sapi secara urunan (dengan kelompok). Tapi kalau benar-benar beli sendiri, sebanyak 2 kali. Harganya lumayan, sekitar Rp 2 jutaan per sapi untuk usia 1 hari,” hitung alumni SMPN 1 Dau tersebut.
Selain itu, jadwal mata kuliah yang tiba-tiba berubah, menjadi kesulitan tersendiri bagi Wijayanto. Sebab, dipastikan dia tidak bisa masuk kelas di jadwal yang berubah itu.
”Sering bentrok kalau ada dosen yang minta jadwal berubah. Akibatnya, saya jadi bolos. Dan itulah alasan kenapa IPK (indeks prestasi kumulatif) saya tidak sempurna,” jelas pria yang menyukai warna hijau ini.
Setelah ’bertempur’ dengan waktu selama 4 tahun, prestasi membanggakan berhasil Wijayanto raih dengan memperoleh IPK 3,96.
Dia dinobatkan menjadi wisudawan terbaik ke-81 UMM. Bersama dengan Faridlotul Khasanah dari program studi Agroteknologi yang juga meraih IPK 3,96.
Menurut Wijayanto, orang tuanya sempat terkejut saat dia diumumkan menjadi wisudawan terbaik.
”Mereka tidak pernah ngecek nilai saya. Tapi tiba-tiba jadi wisudawan terbaik,” ungkap pria yang menyukai makanan pedas ini.
Ke depannya, Wijayanto mengaku ingin menjadi wirausahawan di bidang peternakan.