Superclasico: Berharap Pesta, yang Ada Malah Derita
jpnn.com, BUENOS AIRES - Pertemuan River Plate dengan Boca Juniors atau biasa disebut superclasico memang selalu panas. Namun, tidak ada yang menduga bahwa tensi kelewat tinggi sampai melewati batas, hingga membuat leg kedua final Copa Libertadores ditunda.
Awalnya laga di El Monumental, kandang River Plate itu tergelar pada Minggu dini hari WIB (25/11). Namun karena kericuhan, pertandingan bergeser ke Senin dini hari tadi WIB. Ditunda lagi! Lantaran belum kondusif, superclasico urun digelar hingga waktu yang belum ditentukan.
Kejadian pada leg kedua final Copa Libertadores ke-59 tersebut menunjukkan bahwa wajah sepak bola di Amerika Latin terutama Argentina begitu bopeng.
Beberapa jam sebelum kick off, kericuhan pecah di area dekat stadion. Bus yang membawa Carlos Tevez dkk diserang ketika melaju melambat pada sebuah tikungan. Batu, paving, sampai botol menghujani ke semua sisi bus.
''Mereka (fans River) sudah seperti menunggu kami,'' ucap sopir bus Boca, saat diwawancarai surat kabar Buenos Aires Clarin. ''Saya ingat sekali saya melihat batu-batu terbang ke arah saya. Setelah itu, saya tak ingat apa-apa lagi,'' imbuhnya.
Saat itu si sopir pingsan terkena lemparan. Pada kondisi kritis, Wakil Presiden Boca Horacio Paolini mengambil alih kemudi hingga bus berhasil masuk ke El Monumental. ''Kami ini datang ke pertandingan, bukan berperang,'' tambah sopir itu.
Tidak cuma sopir bus, lemparan, semprotan cairan merica, serta gas air mata ''sukses'' mencederai dua pemain penting Boca yakni kapten Pablo Perez dan gelandang 21 tahun Gonzalo Lamardo. Mereka sama-sama mengalami luka pada bagian mata.
Bahkan, kornea mata kiri Perez dilaporkan mengalami robek. Alhasil, Perez tercoret dari daftar starting line up dini hari tadi WIB. ''Saya mengharap pesta di sini (El Monumental). Bukan merasakan kesakitan seperti saat ini,'' keluh Perez seperti yang dikutip Ole.