Superketat di Lapas Abepura, HP dalam Bra pun Tak Akan Lolos
Hanya saja kebijakan lain diberlakukan pihak Lapas dengan memberikan waktu kunjungan selama 20 menit. Bila selama waktu itu pengunjung tak kunjung kembali (keluar) maka akan langsung dipanggil menggunakan speaker.
“Kami berlakukan selama 20 menit, itu karena kadang waktu penggeledahan juga memakan waktu, belum lagi waktu untuk menuju pondok kunjungan juga. Kami beri kelonggaran karena kadang yang datang adalah keluarga dari daerah dan sangan sampai datang jauh-jauh ternyata hanya bertemu singkat sekali,” imbuhnya.
Infrastruktur fisik kini sedang dibenahi, hal lainnya adalah mengenai waktu. Yang menjadi perbedaan atau perubahan adalah bilah dulu setiap waktu makan dipastikan seluruh blok akan dibuka untuk mengantre makanan. Sedangkan saat ini hanya perwakilan masing-masing 2 orang baik tahanan maupun narapidana.
Jadi satu orang mengambil air galon dan satu lagi membawa makanan. Yang mendapat kunjungan juga wajib mengenakan pakaian warga binaan untuk memilah mana yang dikunjungi dan mana orang yang mengunjungi. “Dulunya semua bisa mengantri sehingga cukup merepotkan juga,” tambah Juwaini.
Begitu pula dengan ruang tahanan di waktu sore yang tak lagi dibuka sebab selama ini dikatakan yang kerap berulah dan membuat gaduh justru mereka yang masih berstatus tahanan. Mereka yang hukumannya tak sampai 1 tahun.
“Justru yang narapidana adem-adem saja, tahanan yang suka buat ribut. Kalau temannya ke kamar mandi nanti barangnya diambil diam-diam. Malah ada tahanan yang sudah 4 kali keluar masuk juga,” bebernya.
Untuk blok ruangan sendiri dikatakan tidak semua tahanan sama. Saat ini ada beberapa ruangan mulai dari ruang karantina, ruang tahanan minimum, ruang tahanan medium, maximum, ruang tahanan Jaksa, ruang tahanan tipikor, blok wanita hingga kamar anak.
Jumlah penghuni Lapas terakhir hingga Senin kemarin dikatakan berjumlah 394 dengan perincian, narapidana sebanyak 273 dan tahanan 12 orang sedangkan untuk tahanan anak-anak kini berjumlah 9 orang. Hanya saja dari semua bentuk pengamanan ini dikatakan, upaya yang paling sering dipakai untuk kabur adalah dengan cara memanjat tembok dengan lebih dulu memotong kawat pagar. “Dulu itu pernah terjadi kawat pagarnya dipotong,” ucap Juwaini.