Survei ASI: Sandiaga Uno Masuk Radar Capres Potensial 2024
Kedua, Sandiaga masuk pada pemilih sosiologis karena dinilai dekat dengan semua kalangan umat beragama, khususnya pemilih Islam tanpa sekat apaun. Ketiga, Sandi dinilai merepresentasikan wajah politik kaum muda millenial.
“Jadi dari kategori pemilih, mulai dari pemilih rasional, pemilih sosiologis, dan pemilih psikologis, Sandi ini masuk semua. Bisa dikatakan, Sandi adalah menteri yang mampu all in, mampu masuk di semua kategori pemilih. Sangat menjanjikan untuk Pilpres 2024,” kata Adi.
Sementara itu, peneliti Pusat Penelitian Politik LIPI Wasisto Raharjo Jati, yang juga menjadi pembicara pada seminar mengatakan, munculnya nama menteri sebagai capres alternatif cukup menjanjikan. Bahkan tidak menutup kemungkinan capres dari klaster menteri akan mengalahkan capres dari klaster kepala daerah dan elit parpol.
“Alasannya sederhana, kepala daerah ini kan tidak menjabat selamanya. Bahkan ada yang jabatannya selesai sebelum 2024. Umumnya, popularitas dan elektabilitas kepala daerah akan turun, bahkan tenggelam jika nanti sudah selesai menjabat. Sudah banyak contohnya. Tokoh yang ketika menjabat kepala daerah, elektabilitasnya tinggi, tapi ketika turun, elektabilitasnya ikut turun,” kata Wasis.
Ini menjadi kesempatan bagi para menteri untuk terus menyiapkan diri. Apalagi, dalam sejarah politik Indonesia, pernah ada kandidat Capres dari klaster menteri yang berhasil memenangi Pilpres, yaitu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Pilpres 2004.
Jadi, menteri yang punya prestasi berpeluang besar menjadi presiden pengganti Jokowi. Dia akan mendapatkan berkah elektoral dari kepuasan rakyat pada pemerintah karena Jokowi sudah tidak bisa maju lagi pada Pilpres 2024.
Adi Prayitno setuju dengan pernyataan Wasis. Klaster menteri menawarkan pilihan segar yang cukup menjanjikan. Apalagi, ada nama seperti Sandiaga yang dalam setiap survei Capres, elektabilitasnya terus naik.
Baca Juga: Marbut Masjid Curiga Air di Kamar Mandi Jalan Terus, Lalu Diintip, Astaga, Ternyata