Survei CPCS: Kepuasan Publik terhadap Jokowi Masih Sangat Tinggi
jpnn.com, JAKARTA - Hasil Survei Center for Political Communication Studies (CPCS) menunjukkan sebesar 80,6 persen responden merasa puas dengan kinerja Pemerintahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang dinilai publik sukses menangkal krisis ekonomi dan inflasi.
“Dinilai sukses menangkal krisis ekonomi dan inflasi, publik puas terhadap kinerja Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf,” kata Direktur Eksekutif CPCS Tri Okta dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.
Dari 80,6 persen yang merasa puas, sebanyak 9,3 persen responden merasa sangat puas dengan Pemerintahan Presiden Jokowi.
Meski demikian, katanya, gejolak inflasi diprediksi masih akan terus berlangsung selama beberapa waktu ke depan. Pemerintah dihadapkan pada tantangan untuk menjaga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) agar tidak jebol untuk menahan subsidi agar kenaikan harga berbagai komoditas tidak terlampau tinggi.
“Sejumlah kritik masih dilancarkan, seperti kewajiban menggunakan aplikasi MyPertamina untuk membeli BBM bersubsidi, hingga masih tingginya harga minyak goreng dan sejumlah komoditas pangan lainnya,” kata Okta.
Pemerintah harus mencari solusi untuk meredam inflasi agar tidak membangkitkan protes seperti di banyak negara. Sebanyak 18,1 persen publik masih merasa tidak puas dengan kinerja Jokowi, di antaranya 0,8 persen sangat tidak puas, sisanya tidak tahu/tidak jawab 1,3 persen, papar dia.
Ia mengatakan gejolak inflasi yang dipicu oleh sejumlah faktor seperti pandemi, invasi Ukraina, hingga masalah lokal dan cuaca yang menghantui banyak negara di dunia. Sri Lanka menjadi korban pertama yang mengalami huru-hara, demonstrasi, hingga penggulingan pemerintahan.
Indonesia yang saat ini mendapat giliran menjabat Presidensi G20 tergerak untuk turut meredam gejolak kenaikan harga. Presiden Jokowi memutuskan datang langsung ke Ukraina dan Rusia, mendesak dibukanya keran ekspor gandum hingga pupuk, ujarnya.