Survei Pilkada Kota Malang: Belum Ada yang Aman
jpnn.com, MALANG - Prodi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Brawijaya menggelar survei Pilkada Kota Malang, Jawa Timur pada April 2018 jelang Pilkada Serentak yang akan digelar 27 Juni 2018.
Hasilnya, tidak ada elektabilitas pasangan calon yang dominan.
Semua pasangan calon (paslon) yang bertarung dalam pilwali Malang 2018 punya kans menang, asalkan mampu menggerogoti suara lawan.
Meski saat ini elektabilitas pasangan calon wali kota - calon wakil wali kota (cawali-cawawali) Sutiaji - Sofyan Edi Jarwoko (Sae) sudah unggul, tapi posisinya belum aman.
Dari tiga paslon yang bertarung pada pilwali 27 Juni 2018 mendatang, semuanya punya basis massa yang tidak loyal. Pasangan Ya’qud Ananda Gudban - Ahmad Wanedi (Menawan) misalnya.
Dari sebanyak 400 responden yang disurvei, hanya 35,5 pendukung Menawan yang loyal. Sisanya atau 34,8 persen mengaku pilihannya bisa berubah ke paslon lain.
Demikian juga paslon Moch. Anton-Syamsul Mahmud (Asik) yang punya 49,5 persen pendukung loyal. Sedangkan pendukung yang tidak loyal mencapai 36,5 persen. Di sisi lain, pasangan Sae punya 35,3 persen pendukung loyal dan 31 persen pendukung tidak loyal.
Pendukung tidak loyal itulah yang menjadi sasaran paslon lawan. ”Pendukung tidak loyal ini berpotensi dipengaruhi agar mengubah dukungannya ke paslon lain. Atau, minimal diupayakan agar golput (tidak menggunakan hak suaranya),” ujar anggota tim survei Prodi Ilmu Politik FISIP UB Ahmad Hasan Ubaid SIP MIP seperti yang dilansir Radar Malang (Jawa Pos Group), Minggu (27/5).