Surya Paloh Bertemu Presiden PKS, NasDem Bantah Main Politik Dua Kaki
jpnn.com, JAKARTA - Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem, Lestari Moerdijat, menepis anggapan partainya memainkan politik dua kaki.
Dia mengatakan pertemuan Ketua Umum NasDem Surya Paloh dengan Presiden PKS Sohibul Iman, itu harus dilihat dalam konteks yang lebih luas.
“Sebetulnya tidak begitu dilihatnya (main dua kaki). Mesti melihat dari konteks yang besar,” kata Lestari kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Kamis (31/10).
Menurut Wakil Ketua MPR, itu kedatangan bosnya di partai NasDem itu ke PKS adalah bagian dari silaturahmi. Selain itu, kata Lestari, menyampaikan apresiasi kepada PKS yang bersama-sama memiliki pemahaman menjaga demokrasi.
“Yang perlu diketahui juga bahwa pemikiran kedatangan kemarin konteksnya lebih kepada kebangsaan,” jelasnya.
Dia mengatakan pada 2020 akan menghadapi resesi dunia. Karena itu, banyak pengamat ekonomi, kalangan bisnis yang memprediksi pada 2020 akan terjadi resesi global yang ujungnya nanti bisa ke Asia bahkan Indonesia.
“Bayangkan bagaimana harus berhadapan dengan posisi seperti itu sedangkan di dalam negeri sendiri harus deal dengan berbagai macam kegaduhan,” ungkapnya.
Menurut Lestari, PKS dan Partai NasDem sama-sama berada di tempatnya masing-masing. Dia menegaskan PKS tetap di luar sebagai oposisi yang konstruktif.
Partai NasDem, kata dia, NasDem tetap sebagai partai dan bagian dari koalisi yang tetap bisa menjalankan peran dan fungsi secara strategis, berpikir kritis, dan konstruktif. “Jadi beda, jangan dilihat ini bagian Nasdem mau main dua kaki,” tegasnya.
Dia menyatakan pesan-pesan yang ingin disampaikan Surya dan Sohibul adalah kesepakatan untuk bersama-sama menjaga keutuhan NKRI, menempatkan kembali dan memantapkan bahwa tidak ada kata lain selain satu Indonesia, Pancasila dan UUD 1945. “Yang terpenting adalah kami sepakat tidak memberikan tempat kepada intoleransi dan radikalisme itu,” ujar Lestari.
Dia menambahkan, alasan kenapa Partai NasDem yang datang ke PKS, adalah lebih kepada sebuah penghargaan saja. Karena, ujar dia, sudah jelas yang satu di dalam, dan satunya di luar garis pemerintah.
BACA JUGA: Pangi Sebut Empat Tokoh Ini Cocok Jadi Wantimpres
“Itu jelas padahal tentu banyak perbedaan tetapi di antara perbedaan itu kami yakin ada banyak hal yang kami bisa mencari titik temu. Dan titik temu itu bukan untuk kepentingan politik praktis, tetapi titik temu itu adalah untuk kepentingan kebangsaan pemikirannya itu,” katanya. (boy/jpnn)