Susi Tetap di Hati
Selasa, 13 September 2011 – 05:09 WIB
Di kawasan itu kita bisa terkaget-kaget ketika pesawat keluar dari awan tiba-tiba ada tebing gunung tinggi di sebelah jendela. Itu saya alami sendiri ketika hendak mendarat di Wamena bulan lalu. Pesawat masih berada di dalam kegelapan awan ketika pilot mengumumkan kita segera mendarat. Saya pikir mau mendarat di mana? Wong tidak kelihatan apa-apa begini. Eh, tidak lama kemudian pesawat keluar dari awan dan seperti tiba-tiba berada di samping tebing puncak gunung yang terjal. Rasanya ngeri-ngeri asyik.
Yang membuat hati saya tetap tenang adalah ini; pesawat ini, Susi Air, dalam sejarahnya belum pernah mengalami kecelakaan. Pemiliknya, Susi yang saya kenal baik, selalu membanggakan itu. Pesawat ini sejenis dengan yang jatuh itu (atau jangan-jangan memang itu?) adalah pesawat yang masih relatif baru. Baru berumur empat tahun. Toh, saya sering naik pesawat yang umurnya sudah lebih 30 tahun. Seperti Boeing 737-200 atau MD80 itu.
SAYA bisa membayangkan dengan baik sulitnya mengevakuasi pesawat Susi Air yang jatuh di pedalaman Papua Jumat lalu. Lokasi itu begitu terjal, penuh
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News
BERITA TERPOPULER
- Daerah
Hujan Semalaman, Beberapa Ruas Jalan di Jakarta Banjir, Ini Lokasinya
Kamis, 09 Januari 2025 – 05:56 WIB - Kep. Riau
Honorer Database BKN Menolak jadi PPPK Paruh Waktu, Waduh
Kamis, 09 Januari 2025 – 07:54 WIB - Humaniora
5 Berita Terpopuler: 1,7 Juta Honorer dapat NIP PPPK & Paruh Waktu, tetapi Kode R2/L yang Batal Lulus, yang Curang Susah Tidur
Kamis, 09 Januari 2025 – 06:01 WIB - Sport
FIFA Sorot Keputusan PSSI Rekrut Patrick Kluivert Jadi Pelatih Timnas Pengganti STY
Kamis, 09 Januari 2025 – 08:23 WIB - Humaniora
3 Usulan Gubernur agar Seluruh Honorer jadi PPPK, Tanpa Sisa, Jos!
Kamis, 09 Januari 2025 – 06:14 WIB