Sutopo Purwo tetap Bikin Rilis sebelum ke Ruang Operasi
”Mereka bilang umur saya tinggal beberapa tahun. Kalau pakai kemoterapi pun paling nambah umur dua sampai tiga tahun,” tutur Sutopo.
Tim dokter menyarankan Sutopo segera menjalani kemoterapi esoknya. Dia pun setuju dan mengabarkannya kepada sang istri. Tapi, Retno meminta Sutopo tidak melakukan kemo di Malaysia.
”Biasanya, setelah kemo, akan mual dan muntah, juga lemas. Melaka jauh, perjalanan tiga jam darat dari Kuala Lumpur, kemo juga harus tiga minggu sekali. Apa Papa kuat?” kata Retno berdasar penuturan tertulis kepada Jawa Pos (2/3).
Retno juga mewanti-wanti Sutopo siapa yang akan menemani jika sampai dirawat di negeri jiran itu. Sebab, Retno juga tengah sakit. Kedua anaknya masih membutuhkan mereka berdua.
Sutopo memutuskan esoknya kembali terbang ke Jakarta dan melakukan semua proses pengobatan di tanah air. Tapi, malam itu, ratusan pesan dan panggilan menyerbu masuk ke HP-nya.
Di atas ranjang RS, Sutopo mengumpulkan laporan dari BPBD Banten dan semua jaringan BNPB untuk diketik dalam sebuah pers rilis.
”Ya sudahlah, saya bikin rilis. Tapi, saya enggak mau angkat telepon nerima wawancara,” ujarnya.
Sampai Jumat malam, Sutopo masih setia memelototi HP. Menurut pengalamannya, setelah terjadi gempa besar, rawan bermunculan berita-berita hoaks tentang tsunami. Dia merasa perlu berjaga jangan sampai masyarakat panik.