Syahwat Politik Bamsoet Mengancam Soliditas Pemerintahan Jokowi
jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo telah menegaskan bahwa Golkar adalah tulang punggung pemerintah. Menurut presiden yang akrab disapa Jokowi itu, jika internal Golkar mengalami guncangan, maka pemerintah ikut guncang juga.
Wakil Ketua Umum PP AMPG Syamud Basri Ngabalin mengatakan, makna pernyataan Jokowi di acara puncak HUT Golkar itu sangat jelas: Golkar harus solid. Dia pun meyakini keluarnya pernyataan tersebut tak lepas dari dinamika yang berkembang di internal Golkar jelang digelarnya Munas.
“Ucapan Jokowi mengenai soliditas dan komitmen merupakan pesan terhadap seluruh kader Partai Golkar, khususnya kepada Bambang Soesatyo (Bamsoet) yang juga menghadiri perayaan HUT ke-55 Partai Golkar,” ujar Basri dalam pernyataan tertulisnya.
Basri yakin Jokowi tahu adanya komitmen dari Bamsoet untuk mendukung Airlangga Hartarto sebagai ketua umum. Jokowi paham bahwa Bamsoet berjanji tidak akan maju sebagai calon ketua umum Partai Golkar.
Menurut Basri, langkah Airlangga Hartarto mendukung penuh Bamsoet jadi ketua MPR merupakan bagian dari upaya menjauhkan Golkar dari goncangan. Basri pun berterima kasih kepada Jokowi yang memiliki perhatian lebih terhadap soliditas Golkar.
“Kini, Bambang Soesatyo harus menyadari ambisinya tetap maju sebagai calon ketua umum Partai Golkar bukan hanya mengingkari komitmen terhadap partai dan Airlangga Hartarto secara pribadi, tetapi juga akan mengganggu soliditas partai Golkar dan pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin,” ujar Basri.
Basri juga mengingatkan bahwa ambisi Bamsoet menantang Airlangga Hartarto di Munas bisa menimbulkan konsekuensi yang tidak terkendali. “Jika menggunakan penalaran yang wajar, ambisi tersebut dapat merusak relasi Partai Golkar dengan Pak Jokowi dan akan menjadi titik mulainya goncangan terhadap pemerintah. Tentu Bambang Soesatyo telah menyadari hal tersebut dengan segala konsekuensinya,” ungkapnya.
Basri bahkan menduga Bamsoet sebenarnya didukung oleh kekuatan yang ingin menjauhkan Partai Golkar dari Jokowi. Bisa jadi kekuatan itu tidak senang jika Jokowi mendapatkan dukungan penuh dari Partai Golkar.