Syarief Hasan Sebut Pencapaian BNI Jadi Cambuk bagi BUMN Lain
Profesor di bidang Strategi Manajemen Koperasi dan UKM ini mencatat penyertaan modal negara (PNM) BUMN selama 3 tahun terakhir tidak juga menurun signifikan.
Pada 2021, PNM BUMN terealisasi Rp 71,2 triliun, pada 2022 ditetapkan Rp 67,3 triliun, dan 2023 disetujui sebesar Rp 73,2 triliun.
Meski demikian, BUMN tetap mencatat kerugian fantastis, seperti Garuda Indonesia pada September 2021 yang rugi bersih Rp 23 triliun, Waskita Karya di sepanjang kuartal I 2022 dengan kerugian Rp 830 miliar, naik dari Rp 46,9 miliar pada kuartal I 2021.
Belum lagi dihadapkan pada beberapa BUMN yang dibubarkan karena tidak menunjukkan tanda-tanda beroperasi, apalagi mencetak laba.
“Saya kira ini perlu atensi khusus dan kebijakan extraordinary dari pemerintah, khususnya Kementerian BUMN dalam menata kembali BUMN yang sakit. Jangan sampai BUMN yang seharusnya menjadi agen negara melayani publik dan mencetak laba justru menjadi beban negara,” ucap Syarief. (mrk/jpnn)