Syria Bantah Gunakan Senjata Kimia
JIM menuliskan bahwa dua serangan di kawasan barat laut Idlib itu selalu melibatkan sejumlah helikopter tempur milik Syria. ”Helikopter menjatuhkan sesuatu di rumah-rumah warga yang langsung melepaskan substansi beracun. Di Sarmin, substansi itu teridentifikasi gas klorin,” terang tim gabungan OPCW dan PBB itu.
Tapi, Damaskus selalu membantah semua tuduhan tersebut. Syria merupakan salah satu negara yang meneken kesepakatan CWC. Sejak 2013, Syria tercatat sebagai anggota badan yang mengatur segala sesuatu tentang senjata kimia tersebut. Artinya, negara itu wajib ikut menerapkan larangan pemakaian senjata kimia. Meski saat bergabung dengan CWC, Syria sedang dalam kondisi perang. Assad bersedia bergabung atas desakan Rusia yang merupakan sekutunya.
Selasa lalu setelah paparan hasil investigasi JIM, Dewan Keamanan (DK) PBB mengadakan rapat tertutup. Dalam kesempatan itu, Duta Besar Rusia untuk PBB Vitaly Churkin mengungkapkan keberatannya atas temuan JIM. ”Ada banyak pertanyaan yang perlu dijawab oleh tim (JIM) sebelum DK PBB menerima seluruh hasil temuan mereka,” jelasnya.
Secara terpisah, Duta Besar Syria untuk PBB Bashar Jaafari juga menolak mentah-mentah kesimpulan JIM. ”Mereka tidak punya bukti fisik. Semuanya hanya berdasar laporan saksi mata yang merupakan bagian dari kelompok teroris bersenjata,” paparnya.
Seperti Churkin, dia juga menyebut tidak ada sidik jari atau jejak lain yang menyebut pasukan Syria sebagai pelaku serangan.
Minggu (28/8), foto dan video mengharukan tentang bocah korban perang di Homs menghiasi media. Di sana terlihat seorang anak lelaki yang kepalanya dibalur lumpur untuk meredakan luka bakar yang dialaminya. Konon, luka bakar itu dampak dari serangan senjata kimia di kawasan Al-Waer. Lumpur terpaksa digunakan untuk mendinginkan suhu tubuh yang terkena luka bakar karena tidak ada lagi obat-obatan di sana.
”Ada dua anak yang tewas akibat senjata kimia dan lima lainnya masih dirawat intensif. Sedikitnya ada 20 warga dewasa yang juga terluka akibat senjata kimia,” kata Osama Abou Zeid, direktur Homs Media Centre. Dia terpaksa menggunakan obat-obatan seadanya untuk merawat para korban. Termasuk perban poliester yang sebenarnya justru memperparah luka bakar. (afp/bbc/reuters/aljazeera/hep/c6/any)