Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Tabah 65 Atm

Oleh: Dahlan Iskan

Selasa, 27 April 2021 – 05:26 WIB
Tabah 65 Atm - JPNN.COM
Ilustrasi KRI Nanggala 402. Ilustrator: Rahayuning Putri Utami/JPNN.com

Nasaruddin memang wartawan yang lama bertugas di TNI-AL. Ia boleh tahu apa saja di situ, tetapi ia harus tahu mana yang bisa ditulis dan mana yang tidak. Nasaruddin dianggap lulus di situ. Ia mendapat penghargaan dari TNI-AL.

Waktu itu kapal selam Nanggala lagi ''parkir'' di tengah laut. Di utara kota Situbondo. Di selat Madura. Nasaruddin diterbangkan dengan helikopter dari Surabaya. Heli itu mendarat di sebuah kapal perang.

Posisi Nanggala berada mepet di kapal perang itu. Maka Nasaruddin berjalan lewat bordes dari kapal perang ke kapal selam. Ia masuk ke kapal selam dari pintu atas di kapal itu. Dengan cara menuruni tangga yang tegak lurus.

Ruang di dekat tangga itu sempit. Hanya cukup untuk lima orang berdiri berdekatan.

Di ruang itulah penghargaan diberikan. Yakni setelah kapal Nanggala menyelam ke kedalaman 76 meter. Lalu memutar di perairan bawah laut itu selama sekitar satu jam.

Sebagai orang yang selama satu jam hanya di ruang sempit di dalam laut, Nasaruddin terperangah ketika pertama kali memunculkan kepala ke pintu atas kapal itu. "Saat pertama melihat kembali alam ini saya kagum. Indah sekali alam ini," katanya.

Berbeda dengan 53 prajurit yang beberapa hari berada di dalam kapal selam Nanggala. Mereka tidak pernah lagi melongokkan kepala muncul dari pintu atas kapal itu.

Mereka tewas bersama Nanggala. ''Tewas'' adalah sebutan yang dikategorikan kepada mereka. Di ketentaraan ada empat kategori meninggal: gugur, tewas, hilang dalam tugas, dan meninggal.

Mereka tewas bersama Nanggala. Di ketentaraan ada empat kategori meninggal: gugur, tewas, hilang dalam tugas, dan meninggal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close