Tahun Komitmen
Oleh: Dahlan IskanJuga, untuk apa punya hobi harus membaca komentar Anda yang sering sampai 400 lebih itu?
Hobi tentu suatu kegiatan yang kalau dikerjakan menimbulkan kesenangan. Dari sudut ini benar: saya memang senang membaca komentar-komentar itu. Sering terhibur. Tersenyum-senyum. Kadang sampai tertawa.
"Tuh, kai mu sudah gila," celetuk istri saya pada cucunyi.
Namun, yang namanya hobi tentu baru dikerjakan kalau lagi mau mengerjakan. Dari kriteria yang satu ini menulis Disway sama sekali tidak bisa disebut hobi.
Bayangkan: saya harus tetap menulis di saat paling suntuk sekalipun.
Kalau suntuknya masih pagi saya masih bisa bilang ke diri sendiri: nanti saja.
Kalau sampai siang masih suntuk saya masih bisa bilang: nanti sore saja. Pun ketika sudah sore: nanti saja menjelang magrib.
Kalau menjelang magrib itu tiba, tidak ada lagi ruang untuk berkelit. Harus menulis.