Tahun Rutin
Sebelum minum obat itu saya minum air hangat dulu. Hampir 1 liter. Sudah menjadi kebiasaan. Tiap hari. Hanya dulunya itu saya lakukan jam 05.00 pagi.
Saya wajib minum obat penurun imun itu satu kali sehari. Seumur hidup. Agar imun saya tidak terlalu tinggi. Agar transplant saya tidak gagal. Yakni agar hati milik orang lain yang menggantikan hati saya yang rusak dulu itu tetap berfungsi.
Syarat minum obat itu: tidak makan apa pun dua jam sebelumnya dan satu jam sesudahnya. Maka minum obat itu pada jam 03.00 amat tepat. Kan baru bangun tidur. Berarti sudah lebih lima jam sebelumnya tidak makan.
Syarat lain obat itu: tidak boleh makan apa pun satu jam sesudahnya. Gak masalah. Masih terlalu pagi juga untuk makan.
Itu berarti jam 04.00 saya sudah boleh makan.
Makanan pertama saya adalah: pisang. Dua biji. Pisang masak biasa. Bukan rebus, bukan goreng.
Sebenarnya saya tidak suka pisang. Namun sejak Covid-19 saya paksakan makan pisang. Setiap hari. Dari kebun sendiri. Tidak pernah putus.
Di Eropa ada pepatah 'Satu apel sehari, dokter pergi'. Kita seharusnya punya pepatah mirip itu: satu pisang sehari, dokter lari.
Saya menemukan cara panen pisang yang baru: yang dianggap aneh. Terutama oleh istri saya.