Taiwan Mengaku di Ambang Peperangan Melawan Tiongkok, Australia Diminta Turun Tangan
Beberapa bulan lalu, diplomat paling senior Amerika Serikat yang ditempatkan di Canberra juga mengukuhkan bahwa Amerika Serikat dan Australia pernah mendiskusikan rencana darurat seandainya terjadi konflik militer berkenaan dengan Taiwan.
Tahun lalu, Frances Adamson salah seorang pejabat senior di Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) mengatakan dia sekarang mengkhawatirkan adanya krisis di Taiwan dibandingkan di masa-masa sebelumnya.
Taiwan mendukung pakta AUKUS
Taiwan juga menyambut baik pembentukan kemitraan strategis AUKUS (Australia-Inggris-Amerika Serikat) yang baru dan kegiatan antara mitra Quad yaitu Amerika Serikat, India, Australia dan Jepang.
"Kami senang melihat mitra Taiwan seperti Australia, Inggris dan Amerika Serikat, bekerja sama lebih dekat satu sama lain guna meningkatkan persenjataan yang lebih canggih, sehingga kita bisa mempertahankan Indo-Pasifik," ujarnya.
"Australia adalah negara hebat dan saya senang Australia akan memikul tanggung jawab lebih besar untuk mempertahankan perdamaian dan stabilitas di Indo-Pasifik," kata Menlu Wu.
Namun Menlu Joseph mengatakan berbeda dengan Australia, negaranya tidak akan mencoba untuk mendapatkan armada kapal selam bertenaga nuklir karena "memiliki strategi perang yang berbeda".
"Kami harus menganut paham asimetris dan kami memiliki filosofi yang berbeda dalam mengalahkan Tiongkok bila memang ada perang, jadi kapal selam bertenaga nuklir bukan sesuatu yang ingin kami dapatkan".
Pakar masalah pertahanan Professor Clinton Fernandes dari University of New South Wales di Sydney memperingatkan akan sulit bagi Amerika Serikat dan sekutunya untuk mencegah usaha invasi yang dilakukan Tiongkok.