Tak Ada Larangan Atlet Karate Berhijab Saat Tanding
Salah satunya, adalah pemakaian hijab dengan standard World Karate Federation (WKF) yang sudah disetujui International Karate Organization (IKO).
"Jadi, hari Rabu (21/12) malam, sebelum pertandingan, dalam tehnical meeting yang dihadiri ofisial kontingen telah disampaikan beberapa peraturan pertandingan, salah satunya bagi atlet putri berhijab sesuai standar karate, dan ini telah disepakati semua ofisial kontingen," katanya kepada wartawan yang didampingi Ketua dan Wakil Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi Forki Jatim, Johanes Kunto dan Suyanto.
Sedangkan untuk kasus Aulia, Purwanto melihat yang bersangkutan tidak berhijab standar karate di waktu semua peserta yang akan turun bertanding baris melakukan penghormatan sehingga disarankan untuk mengganti.
"Sebelum bertanding, kita sudah memberikan kesempatan kepada semua peserta dengan mengumumkan agar atlet yang berhijab tidak standar, mengganti dengan yang standard WKF (World Karate Federation), termasuk yang bersangkutan. Bahkan kita juga kasih contoh hijab standar yang dipakai atlet Mojokerto kepada semua peserta," imbuhnya.
Namun, katanya, saat giliran nama Aulia dipanggil untuk menjalani pertandingan, yang bersangkutan malah tidak ada entah ke
"Karena sudah kita panggil tapi tidak ada, ya kita anggap mundur," ucapnya.
Hal yang sama juga diamini Suyanto, Waka Bidang Pembinaan dan Prestasi Forki Jatim.
Yang intinya, Forki Jatim dan cabang olahraga karate pada umumnya, tidak pernah melarang penggunaan hijab dalam setiap pertandingan di kejuaraan mana pun asal memenuhi standar yang telah ditentukan.