Tak Banyak yang Tahu Suku Ainu, Warga Pribumi Jepang yang Makin Terpinggirkan
Perjanjian ini menjamin hak-hak masyarakat adat untuk "mempertahankan dan memperkuat hubungan spiritual khas mereka" dengan tanah mereka, sekaligus juga memiliki hak untuk "menggunakan, mengembangkan dan mengendalikan" tanah tersebut berdasarkan "alasan kepemilikan tradisional".
Namun Jepang menyatakan tidak ada suku Ainu tertentu yang tersisa karena asimilasi, karenanya hak-hak tersebut dianggap tidak ada.
Tapi ini adalah argumen yang dianggap tidak akurat dan menyinggung oleh Bangsa Raporo Ainu.
"Posisi masyarakat Pribumi di Asia agak rumit," kata Hideaki Uemura, pakar budaya Ainu dari Keisen University.
"Masyarakat yang tinggal bertetangga tiba-tiba memperluas wilayah mereka. Wajar kalau ada anggaran tertentu untuk memajukan kebudayaan, dan ada sejumlah pembangunan, tapi persoalan hak, termasuk siapa yang menentukan apa itu kebudayaan, tidak dibahas banyak."
"Saya rasa sayang sekali jika orang Jepang mengira Ainu adalah orang Jepang."
Suku Ainu disuruh merahasiakan identitasnya
Saat ini, kurang dari 2 persen penduduk Hokkaido diperkirakan adalah warga suku Ainu.
Tapi menurut para pakar dan pengamat, perkiraan ini terlalu rendah karena banyak masyarakat Hokkaido yang tidak mengetahui warisan budaya mereka.