Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Tak Bergerak, Tak Melihat, dan Tak Dibantu

Kamis, 24 April 2014 – 13:27 WIB
Tak Bergerak, Tak Melihat, dan Tak Dibantu - JPNN.COM
TAK BERDAYA: Sutini mendampingi anaknya Abdul Majid (15), yang tak berdaya karena mengidap penyakit tapi tak bisa diobati karena tak ada biaya. Foto: Parlindungan Harahap/Sumut Pos/JPNN

Sutini mengaku sudah tinggal di gedung eks kantor IPHI Kabupaten Deliserdang itu sejak 5 tahun silam. Semua bermula ketika dia cerai dengan Sukamto. Dia tidak memiliki biaya untuk menyewa rumah. Terlebih, Sutini mengaku kalau dirinya bertemu dengan seorang pria bernama Jailani yang akhirnya menikahi dirinya dan tinggal bersama di gedung tersebut.

“Sekitar satu bulan lalu, suami saya datang ke sini dan menyerahkan anak ini (Majid) pada saya dalam keadaan seperti ini. Namanya seorang ibu, mau tidak mau saya terima untuk merawat anak ini. Memang saat penyerahan itu, suami saya sempat memberi saya uang sekitar Rp2 juta,” jelas Sutini.

Namun, seiring berjalannya waktu, Sutini melihat kondisi Majid makin parah. Dia pun menanyakan sebab musababnya pada Sukamto melalui telepon. Dari perbincangan itu, Sukamto menyebutkan keadaan Majid seperti itu sejak berada di pesantren sosial yang ada di Jogjakarta. Sutini juga menjelaskan kalau Sukamto belum mengetahui gejala awal Majid hingga menderita penyakit yang membuat tubuhnya menyusut dan tidak dapat bergerak itu.

“Saya berharap, pemerintah mau membuka mata untuk memberi bantuan pada kami untuk dapat mengobati penyakit yang diderita anak saya ini. Kalau saya yang datang meminta tak mungkin. Mustahil kalau orang kecil seperti saya bisa berbincang dengan pejabat di Deliserdang ini,” ucap Sutini sembari meneteskan air mata.

Majid yang coba diajak bicara oleh Sumut Pos tampak diam tidak bergerak. Dia tergeletak di kasur tipis bercorak tokoh kartun Donald Duck tanpa seprai. Beberapa lalat tetap terlihat mengitari tubuhnya yang ringkih. Ada yang hinggap di kulit Majid yang kering. Tidak lama. Lalat itu terbang lagi.

Majid pun telentang dalam posisi nyaris telanjang. Bagian kemaluannya hanya ditutupi popok berwarna putih. Di sisi tubuhnya ada sarung berwarna cokelat. Mungkin, sarung itulah yang digunakan untuk menyelamatkannya dari serangan udara malam.

Sumut Pos berusaha kembali mengajak remaja itu berbincang. Satu bola matanya tampak hendak keluar, tapi Majid bergeming. Belakangan diketahui kalau untuk bicara saja Majid sudah tak mampu. Disebut Sutini sesekali memang terdengar suara keluar dari mulut anaknya itu, namun suara itu tidak jelas menyebutkan kata-kata. Begitu juga untuk buang air kecil ataupun air besar, Sutini mengaku mengerjakannya sendiri. Untuk mempermudah hal itu pula, Sutini mengaku dirinya memakaikan Majid popok.

“Kalau makannya, tergantung perasaan saya saja karena dia tidak akan bisa menyampaikan rasa lapar atau hausnya. Lihatlah, badannya menyusut, seiring kulitnya turut keriput. Sementara matanya, terus membelalak bahkan terkesan hampir keluar, “ jelasnya.

BEBERAPA ekor lalat bergantian hinggap di tubuh Abdul Majid (15) yang tak berbaju. Binatang itu begitu bebas. Majid sama sekali tidak mengusir atau

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close