Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Tak Mau Kecolongan, Petugas Gabungan Sisir Dolly

Jumat, 01 Agustus 2014 – 06:51 WIB
Tak Mau Kecolongan, Petugas Gabungan Sisir Dolly - JPNN.COM

SURABAYA - Razia di kawasan eks lokalisasi Dolly-Jarak semakin sering dilakukan. Kemarin (31/7) tak kurang dari 700 petugas gabungan dari Pemkot Surabaya, Polrestabes Surabaya, dan TNI terjun ke tempat itu.
 
Mereka menyisir beberapa wisma yang ditengarai akan buka lagi setelah Lebaran. Dalam razia tersebut tiga perempuan yang mengaku sebagai pekerja seks komersial (PSK) dibawa petugas untuk didata lebih lanjut.
 
Penyisiran petugas sepanjang sore kemarin membuahkan hasil saat menggeledah rumah di Jalan Putat Jaya Gang 8B No 53. Di rumah itu petugas menemukan tiga perempuan yang mengaku sebagai PSK. Mereka adalah Jarni, 42, asal Kediri; Mariana, 45, dari Blitar; dan Nanik Ernawati, 29, asal Lumajang.
 
Saat didatangi petugas, tiga perempuan itu sedang duduk santai di dalam kamar. Tidak ada lelaki yang sedang menyewa mereka.
 
Kepala Satpol PP Surabaya Irvan Widyanto menuturkan telah mendata tiga perempuan tersebut. Saat pendataan itu diketahui, tiga perempuan tersebut mengaku sebagai PSK.

Mereka juga menyebut Karli sebagai mucikarinya. "Kami akan berkoordinasi dengan dinas sosial untuk langkah selanjutnya," ungkap dia.
 
Sangat mungkin para PSK itu akan dibawa ke lingkungan pondok sosial (liponsos) di Keputih, Sukolilo. Sedangkan mucikarinya akan ditelisik lebih lanjut. Bila terbukti menjalankan praktik prostitusi, bisa jadi mucikari itu akan dikenai pasal penjualan orang alias trafficking.
 
Razia kemarin memang bagian dari upaya pemerintah untuk menutup secara tuntas eks lokalisasi Dolly-Jarak. Memang, selama bulan puasa, sebulan penuh seluruh wisma dan karaoke libur.

Mereka memasang stiker itu di setiap wisma dengan stempel beberapa organisasi penolak penutupan lokalisasi yang telah dideklarasikan pemkot Surabaya pada 18 Juni lalu. Di stiker tersebut sekaligus dituliskan bahwa mereka akan buka lagi setelah Lebaran. Ada kabar, buka wisma itu akan dimulai pada hari ini (1/8).
 
Irvan menuturkan, pihaknya telah mendengar kabar soal rencana wisma yang akan buka lagi tersebut. Dia menyebutkan, informasi itu didapat dari sejumlah tim yang telah disebar di beberapa titik strategis di sekitar lokalisasi Dolly-Jarak.

"Kami pantau terus pergerakan di Dolly-Jarak. Kalau ada yang nekat buka, ya akan dirazia," ujarnya yang ikut dalam razia kemarin.
 
Sebagai bukti keseriusan pemkot, kemarin diadakan razia gabungan. Sekitar pukul 15.30 pasukan yang menaiki truk polisi dan satpol PP itu datang beriringan dari Jalan Girilaya. Mereka berhenti di akses menuju ke Gang Dolly.
 
Anggota satpol PP perempuan masuk ke wisma Dolly Racun di sebelah Wisma New Barbara 22 yang telah dibeli pemkot. Satu per satu kamar di lantai 2 disisir, tapi tak ada satu pun PSK atau tamu. Mereka pun keluar dengan tangan hampa.
 
Di pintu keluar wisma itu hanya ada dua pemuda yang sedang membawa sapu. Mereka mengaku hanya orang suruhan untuk membersihkan wisma tersebut. Tidak jelas, setelah dibersihkan, wisma itu akan buka lagi atau tidak. "Saya ndak tahu (buka lagi atau tidak). Orangnya sedang mudik. Saya cuma disuruh nyapu-nyapu," ujar seorang pemuda yang mengaku tinggal di daerah Simo itu.
 
Di sepanjang Gang Dolly tersebut memang tak terlihat wisma yang buka. Semua tutup. Petugas lantas melanjutkan penyisiran di Jalan Putat Jaya Gang Lebar. Di kanan kiri gang itu dipenuhi rumah yang difungsikan sebagai karaoke dan wisma.
 
Salah satu rumah yang didatangi adalah rumah milik Mujiati, 70. Perempuan yang rambutnya telah penuh uban itu menuturkan bahwa sebagian rumahnya memang dikontrakkan kepada seorang perempuan bernama Dewi yang berasal dari Blitar.

Rumah itu dijadikan tempat karaoke sekaligus wisma. "Ada dua PSK-nya. Tapi, sedang mudik," ungkap Mujiati yang mengaku sudah puluhan tahun tinggal tempat tersebut.
 
Saat didatangi petugas, Mujiati tampak gugup. Perempuan renta itu juga latah saat dikagetkan dengan suara keras atau gerakan cepat. Petugas lantas memberi tahu Mujiati bahwa setelah Lebaran, tak boleh lagi ada wisma yang buka. Bukan hanya wismanya, tapi juga karaoke.
 
Razia kemarin sore bukan hanya satpol PP dan polisi yang ikut menyisir eks lokalisasi Dolly-Jarak. Tapi, juga tim pengawas rumah hiburan umum (RHU). Mereka bertugas memantau perizinan RHU seperti rumah karaoke yang marak di Kelurahan Putat Jaya. "Kami belum pernah keluarkan izin karaoke di Dolly-Jarak," tegas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disparta) Wiwiek Widayati.
 
Dia menyebutkan akan memantau terus situasi dan kondisi eks lokalisasi Dolly-Jarak setelah Lebaran. Sebab, ada indikasi wisma itu akan berubah fungsi menjadi tempat karaoke.  (fim/c10/nw)

SURABAYA - Razia di kawasan eks lokalisasi Dolly-Jarak semakin sering dilakukan. Kemarin (31/7) tak kurang dari 700 petugas gabungan dari Pemkot

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close