Tak Peduli Hak Cipta, Ikhlas Bukunya Dibajak
Senin, 04 Januari 2010 – 05:49 WIB
"Kalau SBY keberatan, saya menantang untuk berdebat," kata George. Dia berharap bukunya itu ditindaklanjuti kepolisian dan kejaksaan. Sebab, layak diduga ada pelanggaran terhadap sejumlah undang-undang. Misalnya, UU Pemilu, UU Pemberantasan Tipikor, dan UU Tindak Pidana Pencucian Uang. "Buku saya membuka jalan, semacam buku sakulah. Mudah-mudahan terus bergulir," ujarnya. Dia berharap dengan kehadiran bukunya itu, ada perbaikan terhadap struktur kepengurusan semua yayasan di tanah air. "Jangan lagi melibatkan pejabat negara," kata George. Tapi, itu baru harapan minimal. Misi terbesar George adalah mencerahkan rakyat. "Lain kali kalau memilih partai dan presiden harus lebih teliti," imbuhnya.
Meskipun bukunya laku keras "bahkan sampai ada yang mencoba menjualnya seharga Rp 450.000 di internet, George mengaku tak terlalu peduli soal keuntungan. Bahkan, dia mengaku ikhlas bila bukunya dibajak atau file bukunya tersebar luas di internet, sehingga bisa di download siapa pun yang berminat. "Saya bukan penganut copyright, tapi copyleft. Jadi, ambillah, bajaklah, dan nikmatilah. Saya sudah terbiasa. Buku saya soal Soeharto dan Habibie juga dibajak. Hanya karya bermutu yang dibajak orang," candanya. (kum)