Tak Peduli meski Difitnah Cari Keuntungan Pribadi
Dari berbagai upaya itulah, Tegalwaru akhirnya dikenal sebagai kampung wisata bisnis UKM. Bersama dengan teman-temannya, dia juga membuat kaus bertulisan Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru. Foto-foto aktivitas mereka lalu diunggah di Facebook atau website.
”Responsnya cepat dan banyak. Banyak yang tertarik ingin berwisata di desa saya. Itu kemudian benar-benar terjadi sampai saat ini,” ujarnya.
Beberapa kali televisi swasta menayangkan wisata bisnis Desa Tegalwaru. Narasumbernya tidak hanya Tatiek sebagai perintis kampung wisata bisnis itu, tapi juga lurah, camat, dan para tokoh masyarakat setempat. ”Itu pula yang membuat Pak Lurah dan Pak Camat yakin bahwa yang saya lakukan selama ini benar-benar ingin memberdayakan desa ini, bukan untuk kepentingan pribadi saya,” tutur dia.
Jumlah kunjungan di Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru terus meningkat. Dalam sebulan, Tatiek bisa menerima hingga sepuluh kunjungan dari berbagai daerah di Indonesia. Untung, warga ikut antusias menyambut para tamu itu. ”Mereka semangat sekali, ada yang jadi tukang parkir, melayani tamu, dan lainnya,” ujar dia.
Bukan hanya itu. Income industri rumahan warga Desa Tegalwaru juga meningkat signifikan. Kini omzet UKM di desa tersebut bisa mencapai Rp 2 miliar. ”Alhamdulillah, gerakan ini bisa memberdayakan banyak orang, memberikan kebahagiaan bagi warga di sini. Tapi, tentu saja, mereka harus bisa mempertahankan mutu produk dengan rutin mengikuti pelatihan,” imbuhnya. (*/c10/ari)