Tak Terima Disoraki dan Dihujat Suporter, Syukri Wardi Ancam Lapor Polisi
Namun, Sukri tampaknya tak ingin diam saja. Dia menyebut, keluarganya yang hadir di Stadion Teladan saat PSMS main tak terima mendengar makian tersebut.
Sukri menyebut sudah mengirimkan orang merekam nyanyian dan spanduk tersebut. “Sudah ada orang saya dan rekamannya, nanti kita rembuk dengan keluarga dan pengacara
saya. Kalau sudah melanggar HAM kita akan lanjutkan ke penegak hukum,” ujarnya.
“Keluarga yang nonton di stadion marah dan minta dilaporin ke pihak berwajib. Nanti setelah semua terkumpul bukti kita laporkan siapa yang terlibat, kita lihat saja nanti bisa enggak dilaporin,” lanjutnya.
Sukri menjelaskan tak masalah jika orang semakin membencinya jika dia membawa kasus tersebut ke polisi juga. “Enggak masalah sayanya dibenci. Nanti kan indah pada wkatunya, kebenaran akan menjadi jalannya,” timpalnya.
BACA JUGA: Dipanggil-panggil Tak Menyahut, Juriati Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Dapur
Soal logo, Sukri mengungkap bahwa PT Kinantan juga sempat mendaftarkan logo PSMS tahun 2018. “Mereka mendaftarkan logo mereka di rumah, bukan di Kebun Bunga. Itulah yang mendaftar pribadi bukan saya. Saya enggak mau buka aib orang. Tapi saya difitnah terus. PT Kinantan mendaftarkan logo untuk bertiga (pengurus PSMS), ada bukti saya ambil dari Kemenkum HAM dengan alamat logo PSMS dibuat di Jalan Karya Amal,” lanjutnya.
“Jadi apa yang mereka katakan terbalik, bukan saya yang mendaftarkan pribadi, karena saat kita ngurus logo secara koletif, ada unsur suporter, Pemko Medan, ada semua termasuk 40 klub, tak ada nama saya karena pada saat itu saya yang pegang PSMS. Enggak kepingin saya soal logo-logo ini, tapi karena saya terus difitnah, saya tidak kekurangan uang. Nah, suporter tak tahu hukum, tahunya sorak sorak saja,” jelasnya. (nin)