Takdir Politik Era Reformasi
Selasa, 05 Juli 2011 – 00:05 WIB
Tak mengherankan jika rezim Soeharto bisa berkuasa 32 tahun, selalu terpilih saban Pemilu karena tanpa rival, dan seluruh programnya berjalan mulus. Kekuatan politik yang berani membangkang sudah pasti dengan mudah dibungkam, sehingga sampai ada istilah “jika Soeharto mendehem saja, Indonesia aman” walau sebenarnya semu.
Barangkali, memang sudah “takdir politik” SBY tampil di era yang berbeda dengan Soeharto. SBY hadir setelah reformasi melindas semua yang berbau monolit, ketika eksekutif sangat strong, dan sebaliknya legislative hanya sekedar tukang stempel.
Ketika system multipartai mengemuka sejak 1999, tak ada lagi single majority yang mengharuskan adanya koalisi yang ujung-ujungnya, who gets what. Meski menganut cabinet presidensial, tak dinafikan bahwa kekuatan koalisi baik di eksekutif dan legislatif sangat dipertimbangkan SBY dalam mengambil keputusan strategis.