Taliban Diprediksi Segera Jadi Kelompok Tajir, Ini Sumber Duitnya
Data Kementerian Pertambangan Afghanistan menyebut berbagai provinsi di negeri yang membentang di Asia Tengah dan Asia Selatan itu kaya akan sumber daya alam. Pada 2010, ada ladang minyak dengan cadangan 1,8 miliar barel yang ditemukan di Afghanistan.
Direktur Senior Counter Extremism Project Dr Hans-Jakob Schindler menilai Taliban saat ini memiliki kapasitas memasuki aktivitas ekonomi.
"Sejak mememperoleh kendali terhadap Afghanistan secara militer, Taliban tidak hanya mengatur secara paksa, tetapi juga memerintah," ujarnya kepada The SUN.
Namun, kekayaan mineral bukan satu-satunya sumber dana bagi penguasa Afghanistan. Sebab, negeri yang selama puluhan tahun dilanda perang saudara itu juga memiliki tanah dan iklim yang cocok untuk budi daya opium.
Para pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeklaim Taliban memperoleh lebih dari USD 400 juta selama kurun waktu 2018-2019 dari perdagangan narkotika di Afghanistan. Adapun militer AS memperkirakan kelompok militan itu meraup 60 persen pendapatan dari perdagangan narkoba per tahun.
Dr Schindler menegaskan bahwa Taliban ketika menguasai Afghanistan pada 1996-2001 punya keterlibatan panjang dengan bisnis narkotika. "Produksi narkoba meningkat signifikan di semua area yang dikuasai Taliban," ungkapnya.
Menurut Dr Schindler, pertanian opium merupakan alat penting untuk merekrut calon pejuang Taliban. Awalnya, para komandan Taliban membuat para petani opium berutang secara finansial kepada gerakan bersenjata itu.
Utang itu memaksa para petani opium melunasinya dengan menjadi anggota Taliban dan ikut berperang. "Sejak awal, gerakan Taliban telah didanai para pengedar narkotika," kata Schindler.