Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Tanggapan Warga Diaspora Indonesia Soal 'Australia Day' yang Kontroversial

Rabu, 25 Januari 2023 – 23:59 WIB
Tanggapan Warga Diaspora Indonesia Soal 'Australia Day' yang Kontroversial - JPNN.COM
Komunitas Indonesia di Melbourne dalam acara Australia Day pada tahun 2020. (ABC News: Natasya Salim)

"Tapi untungnya masih ada Moomba parade di bulan Maret dan bisa menjadi ajang untuk memperkenalkan budaya Indonesia juga," ujar Rini.

Keputusan pemerintahan Victoria dengan meniadakan pawai disambut oleh First Peoples' Assembly of Victoria, sebuah lembaga untuk merepresentasikan warga Pribumi Australia, yang mengatakan acara tahunan tersebut seperti "tamparan di muka" mereka.

Australia Day menjadi sebuah kontroversial karena jatuh di tanggal 26, saat pertama kali bangsa Eropa datang ke benua Australia dan dianggap menandai dimulainya perampasan hak-hak hidup dan tanah warga Pribumi Aborigin.

Tak heran jika di tahun-tahun sebelumnya, ribuan warga juga melakukan aksi unjuk rasa ke pusat kota Melbourne untuk memperingati 'Invasion Day'.

Menurut catatan City of Melbourne, penonton pawai Australia Day menurun drastis dari 72 ribu orang di tahun 2018 menjadi 12 ribu orang di tahun 2019.

Sementara di tahun 2020, sebelum pandemi COVID-19, hanya dihadiri 2.000 orang.

Tahun ini, Melbourne tetap akan menggelar pengibaran bendera di Government House, diikuti dengan penembakan meriam di Shire of Remembrance, dan acara di Federation Square dengan tema refleksi, menghormati, dan perayaan.

Ada yang tetap gelar pawai

Sementara di negara bagian Australia Selatan, pawai Australia Day masih tetap digelar.

Dalam pawai 'Australia Day' komunitas migran biasanya menampilkan tarian dan busana dari negara asal mereka, termasuk dari Indonesia.

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close