Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Tanggapi Akselerasi Perubahan dengan Pembangunan SDM

Oleh: Bambang Soesatyo, Ketua MPR RI

Selasa, 16 Maret 2021 – 12:33 WIB
Tanggapi Akselerasi Perubahan dengan Pembangunan SDM - JPNN.COM
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. Foto: Humas MPR RI

Revolusi industri 4.0 telah mengubah banyak aspek dari ilmu pengetahuan dan teknologi.

‘’Tentu saja hal ini membutuhkan perubahan program studi, dibutuhkan perubahan kurikulum dan dibutuhkan perubahan karakter dosen,’’ ujar Presiden.

Rangkaian penegasan Presiden itu secara tidak langsung ikut menyegarkan ingatan bersama tentang urgensi membangun dan memberdayakan sumber daya manusia (SDM) Indonesia, agar generasi anak-cucu mampu tak hanya beradaptasi, tetapi juga menjadi pelaku penting dalam di setiap tahap perubahan zaman.

Karena itulah negara harus mengalokasi daya, ruang dan waktu yang memadai bagi orang muda dan remaja untuk bertumbuhkembang menjadi generasi yang kompeten dan kompetitif. Agenda ini hendaknya selalu menjadi prioritas dan fokus negara.

Pesan ini penting dan juga relevan untuk selalu dikedepankan di ruang publik.

Penting, karena generasi orang tua sekarang ini harus menghantarkan dan menyiapkan orang muda dan remaja menjadi generasi penerus yang berdaya saing sepanjang era Industri 4.0 dan era sesudahnya.

Juga relevan karena Presiden Jokowi telah menetapkan pengembangan kualitas SDM sebagai prioritas pembangunan.

Jangan sampai karena alasan pandemi pengembangan kualitas SDM terlupakan.

Tentang perubahan permintaan dunia kerja sebagaimana diingatkan Presiden Jokowi tadi, telah dikonfirmasi beberapa tahun oleh sejumlah institusi yang kredibel.
Misalnya, Mckinsey Global Institute telah melakukan penelitian tentang hilangnya peran manusia pada sejumlah pos pekerjaan, sebagai konsekuensi dari digitalisasi dan automasi.

World Economic Forum, dalam laporan bertajuk Future of Jobs Report 2018, mengungkapkan peran manusia dalam sejumlah pekerjaan tidak lagi dibutuhkan, karena akan muncul profesi dan karier baru selepas tahun 2022 mendatang.

Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) juga memperkirakan 75 juta hingga 375 juta pekerjaan akan hilang. Kajian lainnya menyebutkan, sekitar 50 juta peluang kerja di Indonesia akan hilang akibat automasi dan digitalisasi di sektor ekonomi.

Dalam konteks menyiapkan anak didik dan remaja melakoni perubahan zaman itu, sudah barang tentu peran semua institusi pendidikan dari tingkat dasar hingga yang tertinggi menjadi sangat penting dan strategis.

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengatakan akselerasi perubahan harus direspons dengan pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang andal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close