Tangis Panggung
Oleh: Dahlan Iskanjpnn.com - "KENAPA Anda menangis?"
Tidak dijawab. Tangisnya justru lebih sesenggukan.
Saya ambil tisu. Beberapa lembar. Saya usap-usapkan di matanya. Lalu saya berikan ke ia. Biar mengusap sisa air matanya sendiri.
Namanya: Muhammad Al Fatih. Ia mahasiswa semester 1 jurusan komunikasi Universitas Mulawarman, Samarinda.
Saya memang memberi kuliah umum di situ. Mahasiswa yang ingin bertanya saya minta naik panggung. Tiga orang. Lalu tiga orang lagi. Al Fatih naik panggung belakangan.
Ternyata Al Fatih lebih banyak curhat. Baru saja memulai bicara, tenggorokannya tersendat. Ternyata menahan tangis.
Pertahanannya tidak kuat. Ia mulai terisak.
Ternyata Al Fatih tidak hanya mahasiswa. Ia sudah mulai menjadi wartawan. Baru. Belum genap lima bulan.