Tanpa Bedah Perut, Angkat Kista 31 Cm dengan Tiga Sayatan Kecil
Saat operasi, tiga lubang dibuat di daerah pusar. Yakni, bagian kiri dan kanan dekat panggul serta di bawah pusar. Agar pembedahan lancar, perut dikembungkan dengan gas CO2. Setelah itu, dokter memainkan gunting, penjepit, las, maupun morcellator untuk memisahkan kista dengan dinding rahim.
Setelah itu, dengan sabar dan telaten, kista disedot keluar dengan alat. ”Pekerjaan ini memakan waktu. Karena itu, nggak banyak yang bisa,” ungkap dokter yang pernah mengikuti workshop European Society of Gynecology (ESG) di Munich, Jerman, tersebut
Bak alat penyedot debu, kista disedot dengan mudah. Setelah tuntas, giliran dokter memasukkan alat penjahit. Rahim yang terbuka kembali dijahit. Tidak dibutuhkan waktu lama untuk pemulihan. Sekitar dua minggu, pasien bisa langsung beraktivitas lagi.
Selepas itu, lulusan spesialis kandungan pada 2001 tersebut kembali mendapat tantangan besar. Dia menangani pasien dengan kista 31 sentimeter. Kali ini pasien berusia 43 tahun itu harus menjalani angkat kandungan. Semuanya dikerjakan dengan teknik TLH. Meski terdengar mustahil dan aneh, penyakitnya bisa teratasi hanya dengan bantuan tiga sayatan kecil di perut.
Jelas hal itu menjadi kebanggaan bagi Surabaya. Memiliki dokter yang mampu membedah tanpa sayatan. Kini dalam setahun dia bisa menangani 150 hingga 200 pasien.
Tebersit harapan agar dunia pembedahan di Indonesia dapat menjalankan laparoskopi dengan bantuan robot. ”Robot itu membantu atasi human error. Misalnya, tremor,” paparnya sambil membetulkan baju sebelum melanjutkan operasi.
Menurut dia, terlalu lama mengoperasi bisa membuat tangan gemetar atau tremor. Nah, dengan bantuan robot, tremor itu bisa diredam. Pengendalian alat laparoskopi pun bisa berjalan mulus. Semoga. (*/c6/dos)