Targetkan Ekspor Tenun dan Batik USD 58,6 Juta
“Pemerintah terus berupaya mendorong agar batik dan tenun kita bisa lebih berdaya saing. Karena selain mampu berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, sekaligus untuk melestarikan budaya tradisional di Tanah Air agar tetap bertahan dan bisa mendunia,” paparnya.
Batik dan tenun merupakan kain tradisional yang kental dengan nilai budaya, dibuat dan diwariskan turun temurun, motif yang dibuat mengandung arti atau filosofi.
Industri ini merupakan perpaduan revolusi industri ke-2 yang masih pakai canting, alat tenun bukan mesin, yang dipadukan dengan pasar generasi digital.
“Jadi, pemerintah berkewajiban melindungi industri ini,” imbuhnya.
Airlangga menambahkan, guna mendorong ekspornya, pemerintah meminta kepada para perajin serta pengusaha tenun dan batik untuk terus berinovasi, khususnya dalam hal bahan baku sehingga, tenun dan batik Indonesia bisa bersaing dengan produk sejenis dari negara lain.
“Ini didorong untuk berani memakai material baru, sehingga dari segi desain dan kenyamanan dipakai semakin meningkat. Ada yang namanya Bemberg itu pengganti bahan sutera, bisa
dimanfaatkan karena hasilnya selembut sutra," tuturnya.
Upaya lainnya yang dilakukan pemerintah, yakni memfasilitasi berbagai promosi dengan menggelar pameran secara konsisten, seperti Pameran Adiwastra Nusantara, yang tahun ini sudah dilakukan untuk ke-12 kalinya. Tema yang diangkat pada tahun 2019 ini sangat menarik yaitu ‘Wastra Adati Generasi Digital’.
“Hal ini merupakan salah satu upaya untuk melestarikan dan mempromosikan budaya dalam karya wastra adati Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa wastra nusantara siap untuk bersaing di era ekonomi digital dimana persaingan usaha semakin kompetitif. Untuk menyikapi hal tersebut maka pemerintah berkewajiban meningkatkan daya saing produk dalam negeri,” jelasnya.