Tarian Pendet Bukti Kerdilnya Malaysia
Selasa, 25 Agustus 2009 – 14:28 WIB
Potensi bisnisnyapun bagus untuk mencari keuntungan. Malaysia tahu mereka kekurangan budaya, mereka pintar melihat kebudayaan negara tetangganya lalu berupaya mengklaim sebagai budaya miliknya, hanya karena alasan satu rumpun. Itu baru dari aspek kebudayaan. Di bidang demokrasi, Malaysia ternyata menyimpan potensi konflik internal yang dapat mengancam keberlangsungan bangsa itu.
Media massa di negeri itu saham mayoritasnya dimiliki pemerintah sehingga kebebasan pers dibungkam. Mahasiswa harus teken kontrak untuk tidak demo sehingga kebebasan intelektual kampus dikekang. Banyak tokoh oposisi masih hidup dalam ancaman seperti yang dialami mantan PM Anwar Ibrahim. Partai politik besar seperti UMNO dan Barisan Nasional mengekalkan dominasi mereka terhadap partai-partai oposisi dengan cara curang. Sementara Indonesia dengan keberhasilannya melewati berbagai persoalan demokratisasi dan HAM serta konflik internal melalui gerakan reformasi 1998, diyakini ke depan akan semakin matang. Pada saatnya, jika struktur politik, ekonomi, dan sosial-budaya telah mapan, Indonesia bakal melesat maju meninggalkan negara-negara tetangganya di kawasan Asia Tenggara, termasuk Malaysia. Sebagai bangsa, mungkin kita terluka dan malu atas klaim Malaysia terhadap tarian Pendet dari Bali itu. Tetapi setidaknya peristiwa ini membuka mata kita untuk lebih respek terhadap produk kebudayaan warisan nenek-moyang kita.