Tarrant – Felix - Owens
Oleh Dahlan IskanMotif utama Tarrant Anda sudah tahu: bukan agama. Agama hanya terikut. Yang lebih ia perjuangkan adalah supremasi kulit putih.
Itu bermula setelah ayahnya meninggal dunia. Tahun 2011. Tarrant mendapat warisan. Ia pergunakan uang itu untuk jalan-jalan. Ke berbagai negara. Timur dan barat.
Saat berada di Prancis jiwa Tarrant tersedak. Ia melihat begitu banyak imigran. Ia khawatir. Eropa yang putih lama-lama akan hilang keputihannya.
Lihatlah manifesto Tarrant. Yang di-posting di Facebook itu. Yang panjangnya 74 halaman itu. Juga di akunnya di Twitter. Dengan followers 19 juta.
Begitu terusiknya jiwa Tarrant. Jiwa yang menurutnya tetap jiwa Eropa. Meski ia sendiri orang Australia. Lahir di Australia.
"Aslinya bahasa saya bahasa Eropa, budaya saya Eropa, keyakinan politik saya politik Eropa, filosofi saya filosofi Eropa, identitas saya Eropa, dan yang terpenting darah saya darah Eropa," tulisnya.
Di Prancis itu Tarrant menggambarkan sesuatu yang mengganggu ke-Eropaan-nya. Besarnya jumlah orang non-putih yang ia lihat saat itu ia gambarkan sebagai 'invasi imigran'.
Nenek Tarrant, Marie Fitzgerald mengakui sejak pulang dari jalan-jalan itulah ia berubah. Tarrant yang dulu bekerja di pusat kebugaran menjadi lebih asik di dunia medsos.