Tasawuf Gaya Dahlan Iskan
Selasa, 23 Juli 2013 – 06:45 WIB
Sikap ini pun berlanjut ketika menjadi Dirut PLN. Ini fakta. Boleh sikap tersebut “dipelintir” menjadi multi tafsir. Tapi penulis melihat, bahwa Dahlan Iskan ingin memberikan suatu pembelajaran bahwa keberhasilan suatu pekerjaan apabila dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Karena sikap tersebut akan mendatangkan “keberkahan” dalam hidup dan menjadi amal shaleh yang bisa dirasakan oleh masyarakat luas.
Terlepas dari segala kekurangan, sebagai manusia biasa Dahlan Iskan telah memberi suntikan etos kerja yang orientasi pada kualitas diri yang mengedepankan kepentingan masyarakat daripada kepentingan individu. Jadi tidak menerima gaji sebagai simbol “pembunuhan” pada egoisme individu yang terkadang selalu ingin muncul sikap “keakuannya”.
Ketika hal ini berhasil, maka dengan leluasa bisa berbuat, berkarya dan bekerja dengan sepenuh hati. Keempat, sederhana. Hidup sederhana yang tercermin dari Dahlan Iskan yaitu sikap yang tidak kehilangan jati diri sebagai orang yang lahir dari keluarga miskin. Keberhasilan saat ini yang mengantarkan dirinya sebagai konglomerat tidak merubah tabiat orang kampung yang mencerminkan kesederhanaan, baik dalam berpakaian ataupun selera makan. Dahlan Iskan dengan mudah bergaul dengan rakyat sebagaimana yang dialaminya tempo dulu. Ia tidak “tidak risih” naik kereta api berdesak-desakan, naik ojek yang parkir di pinggir jalan, dan makan serta tidur di rumah rakyat biasa.