Tasawuf Gaya Dahlan Iskan
Selasa, 23 Juli 2013 – 06:45 WIB
Sikap menerima keputusan Allah terekam dengan jelas ketika “peredaran darah” dan “emosinya” normal pada saat akan menjalani transplantasi liver. Hati adalah sentral kehidupan. Kegagalan transplantasi adalah kematian (sebagaimana yang dialami oleh Cak Nur yang menimbulkan efek perubahan warna hitam pada kulitnya).
Sikap tegas menerima “ganti hati” adalah perwujudan puncak “kepasrahan”, yang pada dirinya sudah tidak memikirkan kekayaan, dan karir yang ada pada dirinya. Kedua, disiplin. Bagi Dahlan Iskan waktu adalah ibadah. Karenanya digunakan sebaik-baiknya untuk beribadah dalam berbagai bentuk seperti bisnis, belajar dan menulis.
Sesibuk apapun tulisan Dahlan Iskan selalu tampil di Koran Grup Jawa Pos. Tentu kalau saya membaca tulisannya, akan mendapatkan suatu kesimpulan bahwa Dahlan Iskan “disiplin dan tidak mau ambil pusing” ( mengingatkan saya pada Daisaku Ikeda, penulis artikel “manusia baru” yang jumlahnya lebih dari 5.700 seri).