Taufik Rela Tinggalkan Pekerjaan di BUMN demi Awasi Putrinya
jpnn.com - Ini tentang kasih orangtua yang setia mendampingi anaknya mengikuti Festival Akuatik Indonesia (FAI) 2019 di Jakarta pada 25 hingga 28 April lalu. Semangat orang tua ternyata sejalan dengan prestasi sang anak.
RAGIL PUTRI-TYASEFANIA FEBRIANI, Jakarta
TAUFIK Apriyanto tidak duduk di bangku penonton saat putrinya, Adinda Larasati Dewi, bertanding. Berada di pinggir kolam renang Stadion Akuatik Gelora Bung Karno, pria 44 tahun itu terus berteriak-teriak memberi semangat Adinda.
Menurut Taufik, hanya itu yang bisa dilakukannya selain mendoakan. ”Saya paham kalau dia (Adinda) enggak bisa mendengar suara saya karena dia di dalam air. Tapi, dia bisa merasakan kehadiran orang tuanya,” kata Taufik.
Tidak sendiri, Taufik memboyong keluarganya. Istri dan kakak Adinda, M. Dimas Permana, dia ajak serta. Taufik ingin seluruh anggota keluarganya menyuntikkan semangat atas perjuangan Adinda.
Taufik mengaku selama ini selalu mengikuti putrinya setiap terjun di kompetisi renang. Setiap ada kesempatan, asal masih di dalam negeri, mereka akan datang. Bahkan, pada Asian School Swimming Championship 2016 di Palembang, sekeluarga juga hadir.
Hasilnya tidak mengecewakan. Dalam FAI 2019 itu, Adinda terpilih sebagai perenang putri senior terbaik. Dia memborong tujuh emas dan satu perak.
Bukan hanya itu, Adinda juga memecahkan dua rekor nasional (rekornas). Yakni pada nomor 100 meter gaya kupu-kupu dengan waktu 1 menit 00,55 detik dan nomor 200 meter gaya kupu-kupu (2 menit 12,84 detik). Sebenarnya hampir tiga rekornas yang dia pecahkan. Hanya, pada nomor 50 meter gaya kupu-kupu, catatan waktunya sama persis, yaitu 27,85 detik.