TBM Untuk Merangsang Budaya Baca Masyarakat Banemo
jpnn.com - Menimba ilmu di salah satu kota pendidikan membuka mata Hafid Sahil. Ketika kembali ke kampung halaman, ia bertekad menjadikan membaca sebagai bagian dari aktivitas sehari-hari masyarakat.
WAHYUDIN MAJID - Halmahera Tengah
Sejak 2014, usai menyelesaikan pendidikannya di Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Hafid Sahil gelisah. Di Malang, ia terbiasa mendapatkan sumber bacaan dari berbagai tempat. Namun hal serupa sulit ditemuinya di kampung halamannya di Desa Banemo, Kecamatan Patani Barat, Halmahera Tengah.
Sebagai anak muda terpelajar, pemuda 25 tahun ini merasa terpanggil. Ia harus melakukan sesuatu. Hafid pun memutuskan mendirikan Taman Baca Masyarakat (TBM).
TBM impiannya baru terwujud pada September 2017. Pembangunan dilakukan usai diskusi panjang lebar dan mendapat dukungan penuh masyarakat, pemuda, dan pelajar. Semuanya dilakukan serba swadaya.
“Ide bangun TBM berawal dari hobi membaca, dan termotivasi dari Kota Malang yang memiliki kesadaran bangun TBM,” ungkap Hafid yang juga Ketua Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan Patani Barat ini.
Warga pun mulai menyumbang dalam pembangunan. Ada yang menyumbangkan papan, atap “yotof” (daun rumbia, red), hingga uang tunai Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu. Para pemuda yang gotong royong mengerjakannya di bawah koordinasi Hafid. Rumah baca didirikan di atas tanah milik sekolah yang dengan sukarela dipinjamkan. “Warga saja yang “nyumbang”, pemerintah desa belum,” kata Hafid, Sabtu (19/5).
Saat didatangi Malut Post (Jawa Pos Group) akhir pekan itu, Hafid dan lima anak tengah asyik menikmati bacaan di rumah baca tersebut. TBM tersebut berbentuk rumah panggung dengan teras mungil. Ukurannya hanya 2 x 2 meter. Di dalamnya terdapat rak-rak berisi puluhan buku beragam genre hasil sumbangan masyarakat.