Teganya, Militan Yaman Jarah Bantuan untuk Korban Kelaparan
Ironisnya, mereka yang menjarah bantuan dan tidak membutuhkannya lantas mengomersialkan hasil jarahan. Mereka menjual makanan dan obat-obatan tersebut ke pasar.
Fenomena itu tidak hanya terjadi di Taiz yang menjadi basis militan pro-AS, tapi juga di ibu kota Yaman. Sanaa yang menjadi basis militan Houthi pun tak luput dari praktik memalukan itu. Militan Houthi menjarah dan merampok bantuan untuk memuaskan kebutuhan mereka sendiri.
Di Sanaa, beras bantuan World Food Program (WFP) dijual bebas di pasar. Praktik itu membuat organisasi PBB tersebut murka. ''Mereka sama saja mencuri makanan dari anak-anak Yaman yang kelaparan,'' keluh Direktur WFP David Beasley.
WFP lantas mengultimatum kelompok militan Yaman di Sanaa. Tanpa menyebut kelompok militan Houthi atau militan pro-AS, WFP mendesak semua pihak menghentikan praktik keji tersebut.
Mereka juga memberikan waktu 10 hari kepada pemerintah Yaman untuk menyelesaikan masalah tersebut. Jika tidak, WFP akan menghentikan distribusi bantuan ke Yaman. ''Perilaku kriminal seperti ini harus dihentikan,'' tegas Beasley menurut BBC.
WFP merupakan salah satu donor terbesar. Mereka memberikan bantuan makanan kepada 10 juta jiwa di 5 ribu lokasi berbeda setiap bulan. Namun, survei menunjukkan bahwa bantuan di wilayah Houthi hanya tersalurkan sebanyak 40 persen.
Kementerian Pendidikan Houthi yang menjadi mitra WFP dalam distribusi bantuan juga terlibat dalam penjarahan. ''Kami akan tetap melanjutkan investigasi terhadap penyalahgunaan bantuan kami,'' tegas Beasley. (bil/c17/hep)