Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Tegas, Mentan Masukkan Enam Importir Pangan ke daftar Hitam

Jumat, 01 Juni 2018 – 13:03 WIB
Tegas, Mentan Masukkan Enam Importir Pangan ke daftar Hitam - JPNN.COM
Mentan Amran Sulaiman saat launching program Bekerja di Lumajang. Foto: Natalia Fatimah Laurens/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mencoret enam perusahaan yang terindikasi menyalahgunakan izin importasi pangan. Keenam importir itu adalah PT PTI, PT TSR, PT CGM, PT FMT dan PT ASJ yang kini menjalani proses penyidikan di Bareskrim Polri karena menyalahgunakan izin terkait impor bawang putih.

"Kami harus bersih-bersih dan sikat habis mafia pangan," kata Amran usai menggelar upacara Hari Lahir Pancasila di Kantor Kementan, Jakarta Selatan, Jumat (1/6).

Amran mengungkapkan, Kementan terus membenahi tata niaga bawang putih. Menurutnya, sda beberapa pihak mempermainkan harga sehingga merugikan konsumen dan petani.

Imbasnya, harga bawang putih menjadi mahal karena lantaran pelaku usaha mematok margin tinggi. Sebagai gambaran, harga bawang putih di Tiongkok Rp 5.600 per kilogram, sedangkan harga bersih ketika sudah masuk Indonesia di kisaran Rp 8 ribu hingga Rp 10 ribu.

Namun, mafia pangan mempermainkan harga bawang putih sehingga harga per kilonya melambung antara Rp 45 ribu hingga Rp 50 ribu. “Ini kan setahun mereka bisa menangguk untung Rp 19 triliun," kata Amran.

Menurutnya, keuntungan fantastis yang dinikmati segelintir orang itu menyengsarakan jutaan rakyat. "Ini jelas tidak berperikemanusiaan,” tegas Amran.

Amran menduga permainan izin importasi karena adanya program wajib tanam lima persen dari total volume impor setiap pengusaha. Untuk menyiasati aturan itu, kata Amran, pengusaha nakal mencoba menyuap pegawai Kementan di lapangan.

Hanya saja, pegawai Kementan justru melaporkan gratifikasi dari importir itu ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Di luar enam importis yang telah dicoret, kata Amran, masih ada 26 perusahaan pemegang izin impor yang masih dalam tahap evaluasi.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengaku sedang melakukan bersih-bersih untuk menyikat mafia pangan yang sering menyengsarakan rakyat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News