Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Tekan Impor BBM, Pertamina Kebut 4 Kilang Minyak

Sabtu, 01 September 2018 – 00:31 WIB
 Tekan Impor BBM, Pertamina Kebut 4 Kilang Minyak - JPNN.COM
Bahan bakar minyak (BBM) yang disiapkan Pertamina. Foto dok Humas Pertamina

jpnn.com, JAKARTA - Salah satu program prioritas Pertamina di bawah kendali Nicke Widyawati adalah membangun kilang. Bertambahnya kapasitas kilang pengolahan minyak di dalam negeri tidak hanya mengurangi ketergantungan Indonesia pada BBM impor, tapi sekaligus mengurangi beban impor yang menekan rupiah.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina Adiatma Sardjito mengatakan, saat ini Pertamina memang berusaha mengebut empat proyek pengembangan kilang eksisting melalui Refinery Development Master Plan (RDMP) dan dua pembangunan kilang baru (grass roots refinery/GRR). "Jika itu jadi semua, bakal menghemat impor BBM," ujarnya seperti diberitakan Jawa Pos.

Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang 2017 lalu, total impor BBM Indonesia mencapai USD 14,5 miliar. Jika dihitung dengan rata-rata kurs tahun 2017 lalu yang di kisaran Rp 13.400 per USD, nilai impor itu setara dengan Rp 194 triliun.

Itulah potensi penghematan yang bisa didapat jika kebutuhan BBM dalam negeri bisa dipenuhi oleh kilang Pertamina.

Adiatma menyebut, saat ini, proyek RDMP dilakukan Pertamina di Cilacap, Balongan, Balikpapan, dan Dumai. Sedangkan dua proyek GRR dikerjakan di Tuban dan Bontang. "Tentu, penyelesaiannya bertahap ya," katanya.

Salah satu yang kini menjadi perhatian petinggi Pertamina adalah proyek kilang di Tuban, Jatim. Pasalnya, Pertamina sudah berhasil menjalin kerjasama dengan raksasa perusahaan migas asal Rusia, Rosneft. Sayangnya, hingga saat ini, proyek itu masih terkendala pembebasan lahan.

Adiatma mengakui, sebagian lahan yang akan digunakan untuk pembangunan kilang di Tuban memang belum bisa dibebaskan. Salah satunya, karena masih ada sekitar 100 orang yang belum bisa direlokasi. "Jadi masih terkendala di situ,” jelasnya.

Pengamat energi Komaidi Notonegoro menambahkan, program prioritas yang dicanangkan Nicke sebagai dirut Pertamina sebenarnya bukan program baru. Dia mencontohkan, program pembangunan kilang sudah ada sejak jaman Dwi Soetjipto menjabat sebagai dirut Pertamina.

Pertamina di bawah kepemimpinan Nicke Widyawati memprioritaskan membangun kilang untuk mengurangi impor BBM.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close