Teknologi Connected Building, Gedung Bisa Hemat Energi 35%
jpnn.com, JAKARTA - Kemajuan teknologi dan digitalisasi yang berkembang begitu pesat mulai merambah ke sektor properti terutama bangunan commercial realestate.
Honeywell, pemimpin pasar global dalam bangunan gedung terkoneksi, mengusung teknologi terbaru connected building untuk memberikan nilai lebih (value) berupa penghematan 35% biaya operasional, sistem otomasi yang terintegrasi dengan internet of things (IoT), serta analisis tren ke depan dalam pengelolaan bangunan commercial real estate.
“Semua itu diraih bersamaan dengan peningkatan kualitas keamanan dan kenyamanan serta memberikan pelayanan digital yang terkini bagi penghuni gedung, “ ujar Dharma Simorangkir, Strategy & Market Development Director PT Honeywell Indonesia, Selasa (31/10).
Dia menjelaskan, dalam beberapa tahun ke belakang terjadi perubahan drastis dari investasi di sektor properti terutama bangunan commercial realestate.
“Dahulu orang berbicara properti hanya soal lokasi, lokasi, dan lokasi. Nah sekarang kita lihat tren itu berubah. Lokasi tetap nomor satu, tapi ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi keputusan orang untuk melakukan investasi properti terutama gedung,” katanya kepada pers di Jakarta, Selasa (31/10).
Faktor lain itu, lanjut dia, antara lain keamanan, efisiensi energi, perilaku konsumen, produktivitas, isu lingkungan, serta sistem yang terintegrasi dan otomatisasi.
“Hal itu membuat developer gedung dan stakeholders berpikir bagaimana caranya membantu menghadapi tren-tren ini. Kalau dilihat dari data, tren supply demand bangunan commercial realestate seperti gedung pada periode 2017-2020 diperkirakan akan ada tambahan 40% office space di Jakarta, di Bali tambah 20% untuk hotel. Itu sangat signifikan,” paparnya.
Lebih lanjut Dharma menjelaskan, Honeywell sebagai penyedia solusi menerjemahkan faktor-faktor tersebut di tengah pertumbuhan commercial realestate sebagai sebuah tantangan dan peluang.