Teknologi UHDP Perkuat Kampung Hortikultura
Bahkan, lanjut dia, hingga tiga kali lipat dibandingkan penanaman dengan metode konvensional. Penerapannya bisa meminimalisir kebutuhan air jauh dari kebutuhan pada umumnya.
“UHDP ini sebenarnya sudah lama dilakukan petani di Eropa, yakni sekitar tahun 1960. Jadi petani yang biasa tanam dengan jarak konvensional 10 x 10 meter, bisa dirapatkan hingga 2 x 3 meter," ujarnya.
Dengan tehnik ini, katanya lagi, luasan satu hektare bisa menghasilkan 1.500 pohon. Ini sangat strategis untuk pengembangan mangga dengan keterbatasan lahan yang tersedia.
Endang menyebutkan teknologi UHDP ini hanya terdiri dari empat unsur yang perlu dipenuhi.
Di antaranya, lanjut dia, pemilihan varietas yang bisa ditanam di lahan yang rapat, terpenuhinya kebutuhan air, pemupukan yang menggunakan system fertigasi serta pemangkasan yang teratur.
“Jika dimanfaat dengan baik, mampu mengurangi kebutuhan tenaga kerja. Luasan satu hektare lahan bisa dikerjakan cukup satu orang saja,” jelas Endang.
Fertigasi adalah proses di mana pupuk dilarutkan, diencerkan, dan didistribusikan bersama dengan air melalui sistem irigasi mikro.
Metode ini mampu menghemat kebutuhan air hingga 50 persen. Sistem ini memungkinkan pemberian pupuk dalam jumlah yang benar tanpa mengurangi unsur hara tanaman.